BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyuluhan pada dasarnya adalah
pendidikan dimana target/sasarannya yaitu
para petani/peternak harus
mengalami perubahan perilaku,
dari mulai aspek yang
bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan waktu lebih
lama,
tetapi
perubahan perilaku yang
terjadi akan
berlangsung lebih
kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat
dan
mudah dilakukan, tetapi perubahan
perilaku tersebut akan segera
hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan
tidak dapat diketahui
dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program
penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau
terjadinya perubahan
perilaku
sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Salah satu kegiatan dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaianinformasi dan teknologi
pertanian kepada penggunanya. Informasi dan teknologipertanian tersebut sering
kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau materi penyuluhan pertanian. Materi
penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh kepada pelaku utama
danpelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak yang positif
kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya didalam memilih materipenyuluhan
haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran dalam hal ini pelaku utama dan pelaku
usaha pertanian. Oleh karena itu maka materi penyuluhanpertanian yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertaniantersebut harus
diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang dibidang penyuluhan pertanian. Verifikasi
materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian
sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian
materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan
kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana definisi penyuluhan, metode penyuluhan
dan media penyuluhan ?
b.
Bagaimana metode penyuluhan itu ?
c.
Bagaimana dasar pertimbangan metode penyuluhan ?
d.
Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan ?
e.
Pemilihan
media pertanian ?
1.3
Tujuan
a.
Untuk memahami definisi metode penyuluhan dan media
penyuluhan.
b.
Untuk memahami metode penyuluhan
c.
Untuk memahami dasar pertimbangan metode penyuluhan
d.
Untuk memahami dasar pertimbangan metode peyuluhan.
e.
Untuk
mengetahui media pertanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi penyuluhan
Terminologi penyuluhan (extension), pertama kali dikenal pada pertengahan abad 19 oleh
universitas Oxford dan Cambridge pada sekitar tahun
1850 (Swanson, 1997).
Dalam
perjalanananya van den Ban (1985)
mencatat
beberapa
istilah seperti di Belanda disebut voorlichting yang berarti
obor yang berfungsi untuk menerangi, di Jerman lebih dikenal sebagai “advisory work”(beratung), vulgarization (Perancis),
dan capacitacion (Spanyol). Roling
(1988) mengemukakan
bahwa Freire
(1973) pernah melakukan protes
terhadap kegiatan penyuluhan yang lebih bersifat top-down.
Karena itu, dia kemudian menawarkan beragam istilah pengganti extension seperti: animation, mobilization, conscientisation. Di
Malaysia,
digunakan
istailh
perkembangan sebagai terjemahan
dari extension,
dan
di Indonesia
menggunakan
istilah penyuluhan sebagai terjemahan dari voorlichting (Adjid, 2001).
Penyuluhan
merupakan suatu kegiatan mendidik orang atau kegiatan pendidikan yang bertujuan
untuk mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/ dikehendaki
sehingga orang semakin modern. Hal ini merupakan usaha mengembangkan atau
memberdayakan suatu potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri
(Mardikanto, 1992).
Dalam UU Nomor 16 2006 penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya. Sebagai upaya untuk meningktkan
produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (dibidang pertanian,
perikanan dan kehutanan).
Metode penyuluhan merupakan
cara melakukan
kegiatan penyuluhan
untuk mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil yang efektif
dan
efisien (Isbandi, 2005). Suhardiyono (1992), menyatakan bahwa
metode penyuluhan
merupakan suatu cara pengajaran yang
bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna
membangkitkan
motivasi dan kemauan petani
untuk meningkatkan kondisi
sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri
untuk mampu melakukan
langkah-langkah perbaikan dalam
berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang
diharapkan.
Media atau saluran komunikasi adalah alat pembawa pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima.
Media penyuluhan adalah suatu alat atau wadah pengantar dari suatu pihak
untuk disampaikan kepada pihak lain. Media penyuluhan
dapat digunakan dalam
kegiatan
penyuluhan untuk mengubah perilaku tradisional menjadi perilaku yang
modern dan inovatif.
Media penyuluhan
yang dapat digunakan antara lain orang
atau institusi, media
cetak, pertemuan, elektronik dan kunjungan(Isbandi, 2005). Alat bantu dalam kegiatan penyuluhan
merupakan sesuatu
yang dapat dilihat, didengar, dirasakan oleh panca indera manusia, dan berfungsi sebagai alat untuk
menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh seorang penyuluh, guna
membantu proses belajar, agar materi atau informasi
penyuluhan yang
disampaikan lebih mudah diterima dan dipahami (Mardikanto, 1993).
2.2 Metode Penyuluhan Pertanian
Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara
umum adalah sebagai berikut::
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.
b). Metode-metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai tahap menerapkan.
c).
Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap
mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh
dan sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa
metode pendekatan perorangan itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai
ke tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk
memantapkan keputusannya.
d).
Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja penyuluh
di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu
mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode
penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya dalam
pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang
efektif dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok
atau massal. (Ir. Amirudin Aidin Beng, MM)
2.3 Media penyuluh pertanian
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara
atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. The Association
for Educational Communications Technology (AECT), menyebutkan media sebagai
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan sasaran yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan”
berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang.
Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk
memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan
dengan mudah dan jelas.
Beragamnya
media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan
yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai
saluran, penyampaian pesan.
2.4
Dasar-dasar pertimbangan salam pemilihan metode penyuluhan pertanian
Pertimbangan-pertimbangan
pemilihan metode penyuluhan pada dasarnya dapat digolongkan dalam 3 (tiga)
golongan, yaitu dari segi sasaran, penyuluh dan lingkungan.
A. Sasaran. Yang
perlu dipertimbangkan oleh penyuluh dari segi sasaran antara lain, adalah :
1). Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada sasaran.
Sasaran yang perlu diperhatikan dari segi golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-masing kelompok/golongan masyarakat pelaku utama. Dalam hal ini sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan masyrakat, apakah disatu daerah banyak buta huruf ataukah rata-rata sudah tingkat pendidikannya. Kalau banyak yang buta huruf tentu tidak dapat menggunakan metode penyebaran bahan tulisan dan sebaginya. Erat hubungannya dengan keadaan ini adalah tahap penerapan (adopsi) yang sudah mereka capai, seperti diuraikan dalam bab pendahuluan. Tentu tahap penerapan dari petani disuatu daerah bermacam-macam, demikain juga kecepatannya sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah mereka miliki. Penyuluh harus mampu mengetahui dalam tahap mana sebagian besar dari sasarn itu berada. Setelah itu penyuluh harus menghubungkan dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini penting untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat. Perlu diketahui bahwa satu metode penyuluhan mungkin dapat mencapai lebih dari satu tujuan dan satu tujuan mungkin harus dicapai dengan beberapa metode penyuluhan.
1). Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada sasaran.
Sasaran yang perlu diperhatikan dari segi golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-masing kelompok/golongan masyarakat pelaku utama. Dalam hal ini sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan masyrakat, apakah disatu daerah banyak buta huruf ataukah rata-rata sudah tingkat pendidikannya. Kalau banyak yang buta huruf tentu tidak dapat menggunakan metode penyebaran bahan tulisan dan sebaginya. Erat hubungannya dengan keadaan ini adalah tahap penerapan (adopsi) yang sudah mereka capai, seperti diuraikan dalam bab pendahuluan. Tentu tahap penerapan dari petani disuatu daerah bermacam-macam, demikain juga kecepatannya sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah mereka miliki. Penyuluh harus mampu mengetahui dalam tahap mana sebagian besar dari sasarn itu berada. Setelah itu penyuluh harus menghubungkan dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini penting untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat. Perlu diketahui bahwa satu metode penyuluhan mungkin dapat mencapai lebih dari satu tujuan dan satu tujuan mungkin harus dicapai dengan beberapa metode penyuluhan.
2). Sosio kultur pertimbangan lain dalam kondisi sasaran adalah keadaan sosial adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan. Penyuluh harus mengetahui adat kebiasaan sasaran, norma-norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang ada. Hal ini penting, bukan saja dalam pemilihan metode penyuluhan tetapi juga dalam menentukan teknik-teknik penyuluhannya.
B. Penyuluh dan Kelengkapannya. Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah antara
lain: kemampun penyuluh, materi penyuluhan dan sarana serta biaya penyuluhan.
1. Kemampuan penyuluh.
1. Kemampuan penyuluh.
2. Materi penyuluhan.
3. Sarana dan biaya penyuluhan.
C. Keadaan Daerah. Dalam Pemilihan metode
penyuluhan para petugas perlu mempertimbangkan kondisi daerah dimana ia akan
melaksanakan kegiatan penyuluhan. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah
: Musim; Keadaan usaha tani; Keadaaan lapangan perlu juga dipertimbangkan.
Apakah disuatu daerah letak perkampungannya padat, terkonsentrasi pada suatu
lokasi atau rumah-rumah penduduk jaraknya berjauhan.
D. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah yang berasal dari pusat maupun daerah kadang-kadang menentukan dalam pemelihan metode penyuluhan.
Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara
umum adalah sebagai berikut:
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.
b). Metode-metode dengan pendekatan kelompok
biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang
suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari
tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai tahap menerapkan.
c). Metode-metode dengan pendekatan
perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan,
karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab.
Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan perorangan
itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba dan bersedia
mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan keputusannya.
d). Faktor lain yang memegang peranan dalam
pemilihan metode adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang
belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal situasi dan kondisi daerah
kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode penyuluhan yang terbaik adaah
pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan
keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang efektif dalam menjangkau
sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal. (Ir. Amirudin
Aidin Beng, MM)
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penyuluhan
Menurut Slamet (2005) bahwa metode penyuluhan individu ditujukan kepada
individu-individu petani yang memperoleh perhatian secara khusus dari petugas
penyuluh.
Kelebihan metode individu adalah :
1. Adanya partisipasi aktif dari individu.
2.Umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani.
3. Topik pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi
individu petani.
4. Hasil akhir merupakan integrasi informasi dari petani dan penyuluh.
5. Petani akan merasa diperhatikan lebih sehingga mempunyai motivasi
tinggi.
Kelemahan metode individu adalah :
1. Sasaran target sangat sempit.
2. Biaya perkapita penyuluhan sangat tinggi.
3. Memungkinkan adanya rasa kecemburuan dari petani lain.
4. Umpan balik dari petani kurang lengkap, karena hanya dari satu orang
petani.
5.Topik penyuluhan bukan merupakan pemecahan masalah bersama, akan tetapi
lebih ke masalah individu petani.
Menurut Setiana (2005) bahwa metode penyuluhan kelompok atau group approach merupakan suatu penyuluh yang
berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode ini lebih
menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok
yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku
dan norma para anggotanya.
Kelebihan metode penyuluhan kelompok:
1. Relatif lebih efisien, pertanian berkelompok.
2. Komunikator tidak tersamar
Kelemahan metode penyuluhan kelompok:
1. Masalah pengorganisasian
2. Pendekatan aktifitas pembentukan kelompok bersama
3. Kesulitan dalam pengorganisasian aktivitas diskusi
4. Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) bahwa metode penyuluhan massal
merupakan suatu metode penyuluhan yang dapat menjangkau sasaran dengan jumlah
yang cukup banyak.
Kelebihan metode penyuluhan massal:
1.Tidak terlalu resmi, pertanian massal
2. Penuh kepercayaan
3. Langsung dapat dirasakan
Kelemahan metode penyuluhan massal:
1. Memakan waktu lebih banyak
2. Biaya yang dikeluarkan lebih besar
3. Bersifat kurang efisien terhadap
pengaruhnya
Menurut Sirait (2006) bahwa penyuluh partisipatif merupakan suatu
penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan
kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan
sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung,
yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan. Dengan pelatihan
metode penyuluhan pertanian partisipatif, para penyuluh pertanian akan
termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi pertanian setempat yang
mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pelatihan juga
akan mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui
pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di
lapangan.
Kelebihan metode penyuluhan partisipatif:
1. Melibatkan partisipasi penuh dari masyarakat.
2. Pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom
up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri.
3. Mendorong inisiatif positif para penyuluh maupun petani.
4. Memberikan motivasi bagi penyuluh.
Kelemahan
metode penyuluhan partisipatif:
1. Membutuhkan waktu yang relative lebih lama.
2. Pembicaraan dapat
menyimpang dari arah pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.6 Pemilihan Media
Penyuluhan Pertanian
. A.
Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan
Pertanian
Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian,
maka terlebih dahulu dilakukan pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media
penyuluhan yang dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan
pertanian, yakni perubahan perilaku petani.
Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran
sebagai persiapan pemilihan, sebagai berikut :
a. Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian
terhadap media penyuluhan pertanian yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap
teknologi pertanian.
b. Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan
selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan
waktu.
c. Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu
merupakan jaminan untuk berhasil mencapai tujuan yakni perubahan perilaku
sasaran.
d. Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan
digunakan dengan tingkat efektivitas yang berbeda-beda.
e. Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan
yang dipilih dengan metode penyuluhan yang digunakan.
B.
Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian
Beberapa
kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan pertanian adalah :
tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran,
jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media
secara terpadu.
C.
Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai
Tujuan
Kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai dengan
perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Beberapa
alternatif pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan dengan aspek
perilaku, seperti tercantum pada tabel berikut :
Tabel 5 :
Alternatif pemilihan media sesuai dengan aspek perilaku sasaran
Klasifikasi
Media
|
Alternatif
pemilihan media sesuai
Dengan aspek
perilaku sasaran
|
||
Sikap
|
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
|
- Benda Sesungguhnya
|
Percontohan
- Maket
- Spesimen
- Sample/moster
|
Percontohan
- Spesimen
- Model
- Sample/moster
|
Percontohan
- Model
|
- Media Tercetak
|
- Poster
- Liptan
- Foto
- Peta Singkap
|
- Brosur
- Folder
- Leaflet
- Peta Singkap
|
- Peta Singkap
- Folder
- Leaflet
- Liptan
|
- Media
Terproyeksi
|
- Video TV
- LCD Film
- Film Strip
- Presentasi
|
- Transparansi
- Film Slide
- Film strip
- Video TV
- Presentasi
|
- Film slide
- Film strip
- Video
- TV
- Presentasi
|
- Media Terekam
|
- Rekaman siaran
- Radio
- CD,DVD,Rekaman
|
- CD,DVD Rekaman
- Rekaman Siaran
Radio
|
- CD,DVD Rekaman
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyuluhan
pada dasarnya adalah
pendidikan dimana target/sasarannya yaitu
para petani/peternak harus
mengalami perubahan perilaku,
dari mulai aspek yang
bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan waktu lebih
lama,
tetapi
perubahan perilaku yang
terjadi akan
berlangsung lebih
kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat
dan
mudah dilakukan, tetapi perubahan
perilaku tersebut akan segera
hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan
tidak dapat diketahui
dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program
penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau
terjadinya perubahan
perilaku
sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
3.2 Saran
Adapun
saran yang dapat saya paparkan melalui makalah ini adalah :
a.
pada dasarnya penyuluhan dilakukan untuk
mengajarkan pendidikan nonformal kemada petani, sebelum melakukan penyuluhan,
perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak bertanya-tanya
ketika penyuluh melakukan tugasnya sebelum melakukan sosialisasi.
b.
Dinas pertanian terkait harus jelih dalam mengawasi
para penyuluh yang turun di desa-desa karena kajian-kajian yang dilakukan
sebelum dilakukannya penyuluhan itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi di
lapangan. Contoh mendasar keadaan dilapangan penyuluh tidak melaksanakan sesuai
yang diamanatkan UU No 16 2006 tentang aturan perundang-undangan yang mengatur
sistem penyuluhan.
No comments:
Post a Comment