PANCASILA
SEBAGAI PENGEMBANGAN IPTEK DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan hal mendasar yang seharusnya menjadi
dasar didalam meniti ilmu pengetahuan dan teknologi, karena terdapat banyak
nilai normatif yang akan siap menjadi pelindung kita di dalam menikmati IPTEK.
Nilai nilai normatif ini akan menjadi filter atau penyaring, dan menjadi dasar
untuk kita memilih manakah yang memang seharusnya kita ambil. Pancasila tidak
pernah membatasi kita di dalam melakukan kemajuan-kemajuan yang nantinya akan
menunjang dan juga mendukung Indonesia
untuk menjadi bangsa yang maju. Tapi pancasila memfasilitasi kita dengan
etika-etika yang nantinya akan menjadi nilai plus bagi kita sendiri dan juga
akan di pandang baik oleh siapa saja yang melihatnya .
Saat ini pengembangan dan penguasaan IPTEK sangatlah penting,
ketika harus dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai dengan persaingan.
Namun demikian pengembangan IPTEK bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan
material melainkan harus memperlihatkan aspek-aspek spiritual. Artinya,
pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Perkembangan IPTEK saat ini jauh melenceng dari
dasar-dasar dan nilai-nilai luhur Pancasila. Perkembangan yang IPTEK yang pesat
ini justru menggerogoti ideologi Pancasila. Setiap orang berlomba-lomba untuk
memperoleh perubahan dan kemajuan untuk kehidupan yang serba instan. Makalah
ini akan membahas tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif
Ekonomi di Era Modern ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa?
2.
Apa yang dimaksud dengan IPTEK? Dan bagaimana perkembangan IPTEK?
3.
Bagaimana nilai pancasila sebagai pengembangan IPTEK?
4.
Bagaimana sistem ekonomi di Indonesia?
5.
Bagaimana peran pancasila
sebagai pengembangan IPTEK dalam
perspektif ekonomi?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu Pancasila sebagai ideologi bangsa.
2.
Untuk mengerti yang dimaksud dengan IPTEK sekaligus perkembangannya.
3.
Untuk mengetahui nilai nilai pancasila sebagai pengembangan IPTEK.
4.
Untuk mengerti bagaimana sistem ekonomi di Indonesia.
5.
Untuk mengetahui apa saja peran Pancasila sebagai pengembangan
IPTEK dalam perspektif ekonomi di Indonesia.
BAB II
ISI
2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik
bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa
yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karena itu,
Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah
bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam
adat-istiadat, kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian,
Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia, yaitu sebagai
nilai-nilai yang mendasari segala aspek kehidupan bermasyarakat rakyat
Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sendi utama, yaitu: (1) Ketuhanan Yang
Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksaan dalam permusyawaratan
perwakilan; dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2 Definisi IPTEK dan perkembangan IPTEK
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi atau
disebut IPTEK adalah suatu tempat yang menjadi sumber informasi yang tentunya
dapat menambah wawasan dan menambah ilmu pengetahuan seseorang khususnya di
bidang teknologi dari waktu ke waktu. IPTEK
bisa pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari berbagai informasi dan pengetahuan
tentang berbagai teknologi.
Berbagai bidang di
Indonesia telah mengalami perkembangan IPTEK seperti halnya dengan
negara-negara tetangga, karena derasnya arus globalisasi membuat IPTEK di
Indonesia sulit untuk dibendung, semua tergantung dari pribadi kita
masing-masing.
Bagaimana cara kita untuk memanajemen
hal-hal yang masuk/ dampak dari globalisasi. Jika kita pandai dalam
penyaringannya, maka kita akan selamat. Tetapi jika kita hanya mengikuti alur
masuknya globalisasi, maka kita akan diperbudak oleh globalisasi.
Beberapa dampak positif dan negatif
perkembangan IPTEK:
·
Dampak
Positif perkembangan IPTEK:
1.
Memberikan
berbagai kemudahan
Perkembangan IPTEK
mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan
kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK
juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya
membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan
peralatan mesin. sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan
tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang
banyak. Ini adalah contoh kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam
membantu aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Mempermudah
meluasnya berbagai informasi
Informasi
merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan
serba ketinggaln. terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik
berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau tidak mau harus bisa dan
selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa dahulu, kegiatan pengiriman
berita sangat lambat, hal ini di karenakan kegiatan tersebut masih di lakukan
secara tradisional baik itu secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk
surat. Namun sekarang kegiatan semacam ini sudah hampir punah, dimana
perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kita pun tidak perlu menunggu
lama untuk mengirim atau menerima berita.
3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
Komputer
dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang
tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan
perkembangan IPTEK, peralatan elektronik seperti computer, internet, dan
handphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur.Dimana tidak hanya orang-orang
tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan IPTEK di era globalisasi
terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.
·
Dampak
negative perkembangan IPTEK :
1. Mempengaruhi pola berpikir
Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal
baru.Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai peralatan
elektronik.Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap
pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan
orang tua.Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di sajikan dengan
berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.
2. Hilangnya budaya Tradisional
Dengan
berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll, mengakibatkan
hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang dulunya
lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar modern.
Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah
mengarah kepada pergaulan bebas.
3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia di
kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya, namun hingga akhir
ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang berkembang dan terus
berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak mengetahui kapan istilah
Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara maju. Salah satu contoh kecil
yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun
2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di kenal sebagi kota
“Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang relative singkat, istilah seribu hutan
kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko”
di mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembangunan di kota ini amat
sangat pesat. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan, Mal,
dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana.akibatnya
aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai
macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi terjadi di mana-mana.
Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu.
2.3 Pancasila Sebagai Pengembangan IPTEK
Pengertian pancasila sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman, antara lain :
1.
Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
2.
Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai pancasila sebagai
faktor internal pengembangan IPTEK itu sendiri.
3.
Bahwa nilai-nilai pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan IPTEK di Indonesia, artinya mampu mengendalikan IPTEK agar tidak
keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
4.
Bahwa setiap pengembangan IPTEK harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri.
Pentingnya pancasila sebagai pengembangan
ilmu dapat ditelusuri ke dalam hal-hal sebagai berikut :
1.
Pluralitas nilai yang berkembang dewasa ini seiring dengan kemajuan
IPTEK menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal
ini membutuhkan renungan dan refleksi
yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan
keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
2.
Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan IPTEK terhadap lingkungan hidup
berada dalam membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang.
Oleh karena itu,diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam pengembangan
IPTEK di Indonesia.
3.
Perkembangan IPTEK yang didominasi negara-negara Barat dengan politik
global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia,
seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa
keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan
menangkal pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
kepribadian bangsa Indonesia.
Nilai–nilai Pancasila mengandung hal–hal penting dalam pengembangan
IPTEK, yaitu :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Perkembangan
IPTEK kita jadikan sebagai bentuk syukur pemberian akal oleh Yang Maha Esa.
Sehingga IPTEK tidak dibuat untuk mencederai keyakinan umat beragama. (T.
Jacob, 2000 : 155 )
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
menekankan bahwa dalam pengembangan IPTEK harus dengan cara–cara yang
berperikemanusiaan dan tidak merugikan manusia individual maupun umat manusia
yang sekarang maupun yang akan datang agar bisa mensejahterakan manusia. (T.
Jacob, 2000 : 155 )
3. Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan kita
untuk mengembangkan IPTEK untuk seluruh tanah air dan bangsa secara merata.
Selain itu memberikan kesadaran bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat
adanya kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan dan kesatuan bangsa dapat
terwujud, persaudaraan dan persahabatan antar daerah dapat terjalin. (T. Jacob,
2000 : 155 )
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, meminta kita membuka kesempatan
yang sama bagi semua warga untuk dapat mengembangkan IPTEK dan mengenyam
hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing – masing, sehingga tidak adanya
monopoli IPTEK. (T. Jacob,2000 : 155 )
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, IPTEK didasarkan pada keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan. (T. Jacob 2000 : 156).
Sistem Etika Pengembangan
IPTEK pada setiap sila pada pancasila
1.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengkomplementasikan ilmu pengetahuan,
mencipta, perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan
kehendak.Berdasarkan sila ini IPTEK selalu mempertimbangkan dari apa yang
ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, adakah kerugian bagi manusia.
2.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam sila ke 2 ini memberikan
dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap
beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan
bermoral. Oleh karena itu, pengembangan IPTEK harus didasarkan pada hakikat
tujuan demi kesejahteraan umat manusia.
3.
Sila Persatuan Indonesia
Memberikan
kesadaran bahwa persaudaraan dan persahabatan antar daerah diberbagai daerah
terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan IPTEK. Oleh sebab itu IPTEK
harus dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan
selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan
masyarakat internasional.
4.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Sila ini mendasari pengembangan IPTEK secara
demokratis, artinya setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan
IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan juga
memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik maupun di bandingkan dengan penemuan
lainnya.
5.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
IPTEK didasarkan pada keseimbangan keadilan
dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubunganya
dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain,
manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam
lingkunganya.
Pada hakikatnya IPTEK tidak bebas namun terikat oleh nilai. Dan dalam
pengembangannya juga dapat membawa dampak positif yaitu memberikan kemudahan bagi kehidupan
manusia. Contohnya yang tadinya berhubungan menggunakan surat dengan adanya
kemajuan IPTEK, berhubungan jarak jauh bisa menggunakan telepon, jika dulunya membajak sawah menggunakan alat
tradisional kini bisa menggunakan peralatan dari mesin karena kemajuan IPTEK.
Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu dan
teknologi. Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang
melatarbelakangi sistem perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah
derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam
masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola
yang objektif dan efektif, ketimbang yang sifatnya primordial,
seremonial atau tradisional. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila itu sangat
mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi
yang baik dan terarah.
Dengan Nilai-nilai Pancasila
tersebut, Masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa untuk meningkatkan IPTEK di
Indonesia itu, sejak dini masayarakat harus memiliki dan memegang prinsip dan
tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan
kepribadian khas Indonesia.
Di
sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang
berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini
berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat.
Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila.
2.4 Sistem Ekonomi di Indonesia
Sistem Ekonomi adalah suatu sistem yang
dipakai oleh sebuah negara, baik itu pemerintah maupun swasta, untuk mengelola
semua aktivitas perekonomian di masyarakat.
Tujuan utama dari sistem ekonomi adalah untuk
menjawab berbagai masalah utama ekonomi, mulai dari barang dan jasa yang akan
diproduksi (what), bagaimana cara produksinya (how),
hingga siapa pengguna produk tersebut (for hom).
Sistem ekonomi Indonesia yang diterapkan saat
ini adalah Sistem Perekonomian Pancasila, atau disebut juga dengan Sistem
Ekonomi Demokrasi. Artinya, landasan sistem ekonomi di Indonesia secara
normatif adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Landasan ekonomi Indonesia telah diatur dalam UUD 145 Pasal 33 ayat 1
yang isinya :
1. Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
2. Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.
3. Ayat 3: Bumi, air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Ayat 4: Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
Ada banyak faktor yang
mempengaruhi proses pembangunan sistem ekonomi di suatu negara, baik itu faktor
internal maupun eksternal. Beberapa faktor internal misalnya lokasi geografi,
sumber daya alam dan manusia, dan lain-lain. Sedangkan faktor-faktor eksternal
misalnya kondisi ekonomi dunia, kondisi politik dunia, perkembangan teknologi,
dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi Pancasila
diterapkan di Indonesia karena di dalamnya terdapat makna demokrasi ekonomi dan
dianggap paling sesuai dengan kondisi Indonesia.
Sistem ekonomi Pancasila masih termasuk dalam
sistem ekonomi campuran dimana rakyat Indonesia adalah pelaku utama dalam
perekonomian. Sistem ekonomi Pancasila memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, yaitu:
·
Kelebihan Sistem Ekonomi
Pancasila
1.
Kegiatan
perekonomian disusun dan dilaksanaan berdasarkan asas kekeluargaan.
2.
Semua
cabang produksi yang penting dan strategis dikelola oleh negara demi kemakmuran
rakyatnya.
3.
Bumi,
air, dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai dan dikelola
oleh negara dan dipakai sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyatnya.
4.
Setiap
warga negara bebas dalam memilih pekerjaannya dan berhak atas pekerjaan serta
kehidupan yang layak.
5.
Semua
sumber kakayaan dan sumber keuangan negara dipakai atas pemufakatan dan
pengawasan lembaga perwakilan rakyat dan kebijakannya diawasi oleh rakyat.
6.
Adanya
pengakuan terhadap hak milik perorangan dimana pemanfaatannya tidak
bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
7.
Segala
potensi dan daya kreasi semua warga negara dikembangkan dalam batas-batas
tertentu yang tidak merugiakn kepentingan umum.
8.
Fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
·
Kekurangan
Sistem Ekonomi Pancasila
1. Adanya sistem free fight liberalisme yang berpotensi
menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan kekayaan alam.
2. Adanya sistem etatisme, yaitu paham dimana negara dan
aparatur ekonominya bersifat dominan sehingga dapat mematikan berbagai potensi
dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
3. Adanya persaingan tidak sehat
dimana terjadi pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk
monopoli dan monopsoni yang tidak sesuai dengan cita-cita keadilan sosial karena
merugikan masyarakat luas.
2.5 Pancasila Sebagai Pengembangan IPTEK Dalam
Perspektif Ekonomi
Indonesia
adalah
suatu negara yang terdiri dari bermacam-macam kebudayaan dan keragaman
penduduknya. Indonesia sendiri memiliki kurang lebih dua ratus juta penduduk
yang terdiri dari kalangan atas, menengah dan bawah.
Sistem ekonomi Indonesia yang diterapkan saat
ini adalah Sistem Perekonomian Pancasila, atau disebut juga dengan Sistem
Ekonomi Demokrasi. Artinya, landasan sistem ekonomi di Indonesia secara
normatif adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Namun
di Indonesia masih banyak yang menegakkan sistem ekonomi kapitalisme,
yaitu
para pengusaha masih berusaha mengeluarkan dana sekecil-kecilnya untuk
keuntungan sebesar-besarnya, dengan menggunakan tenaga para buruh semaksimal
mungkin dengan gaji yang minim. Sesuai dengan prinsip perekonomian yang ada yaitu
“mendapat sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya”.
Selain itu, persoalan atau permasalahan perekonomian
di Indonesia lainnya adalah pengangguran. Indonesia adalah suatu negara yang
kaya akan sumber daya alam namun memiliki banyak pengangguran dan pengangguran
itu pun pengangguran yang berpendidikan. Hal ini terjadi di Indonesia. Sumber
daya alam di Indonesia yang sangat banyak dan berlimpah ini, sebagian besar
dikelola oleh investor asing. Dan dimainkan oleh insvestor-investor asing
tersebut.
Penguasaan IPTEK dan pendidikan sangat berpengaruh
dalam perekonomian yang ada di Indonesia. Rendahnya penguasaan IPTEK dan
pendidikan di Indonesia mengakibatkan bangsa Indonesia dengan mudahnya terjajah
di negaranya.
Peran IPTEK dalam
kegiatan ekonomi di Indonesia ternilai rendah, hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati, indeks produktivitas multifaktor (multifactor
productivity/MFP) Indonesia tahun 2018 ini baru mencapai angka 16,7 dari
target angka 20. Indikator tersebut mencerminkan ketersediaan tenaga kerja dan
perputaran ekonomi. Sementara negara Asia lain seperti Korea Selatan, indeks MFP-nya sudah
mencapai angka 60.
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa
Indonesia, yaitu sebagai nilai-nilai yang mendasari segala aspek kehidupan
bermasyarakat rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila adalah hal-hal
yang terpenting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu,
nilai-nilai pancasila itu sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari
ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kemajuan dan perkembangan
IPTEK sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang
dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala tantangan zaman
yang mulai bermunculan di Indonesia tercinta ini.
Dengan penguasaan IPTEK kita
dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Bukan hanya itu, dengan penguasaan IPTEK kita dapat mensejahterakan
perekonomian di Indonesia. Masalah perekonomian di Indonesia mulai banyak
bermunculan karena kurangnya penguasaan tersebut, sehingga menyebabkan
lambatnya pengembangan IPTEK dan timbul pengangguran di Indonesia yang kaya
akan sumber daya alam ini.
Pancasila
adalah jati diri bangsa Indonesia dan bukan merupakan ideologi yang kaku dan
tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Nilai-nilai pancasila itu
sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang baik dan terarah. Nilai-nilai Pancasila tersebut, harus menjadi
kesadaran masyarakat untuk meningkatkan IPTEK di Indonesia.
Maka dari itu kita sebagai generasi muda, haruslah
cinta dan belajar dengan baik untuk Indonesia. Agar bangsa indonesia bisa
menjadi bangsa yang mandiri dan tidak terjajah di negerinya sendiri. Selain itu
juga agar bangsa Indonesia dapat mengelola perekonomian bangsanya dengan
pengembangan IPTEK yang bijak dan benar.
3.2
Saran
Makalah ini disusun
dengan harapan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jika dalam penulisan dan
penyajian makalah ini terdapat kesalahan, kritik dan saran dari pembaca kami
terima sebagai introspeksi diri agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa
lebih di tingkatkan lagi dan semua ini demi kesempurnaan kedepannya.