BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan
pada dasarnya adalah
pendidikan dimana target/sasarannya yaitu
para petani/peternak harus
mengalami perubahan perilaku,
dari mulai aspek yang
bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan waktu lebih
lama,
tetapi
perubahan perilaku yang
terjadi akan
berlangsung lebih
kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat
dan
mudah dilakukan, tetapi perubahan
perilaku tersebut akan segera
hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan
tidak dapat diketahui
dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program
penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau
terjadinya perubahan
perilaku
sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Salah satu kegiatan dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaianinformasi dan teknologi
pertanian kepada penggunanya. Informasi dan teknologipertanian tersebut sering
kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau materi penyuluhan
pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh
kepada pelaku utama danpelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan
dampak yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karenanya didalam memilih materipenyuluhan haruslah benar-benar sesuai
dengan kebutuhan sasaran dalam hal ini pelaku utama dan pelaku usaha
pertanian. Oleh karena itu maka materi penyuluhanpertanian yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertaniantersebut harus
diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang dibidang penyuluhan pertanian.
Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan
masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum
diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
pertanian.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana
definisi penyuluhan, metode penyuluhan dan media penyuluhan ?
- Bagaimana
metode penyuluhan itu ?
- Bagaimana
dasar pertimbangan metode penyuluhan ?
- Kelebihan
dan kekurangan metode penyuluhan ?
- Pemilihan media pertanian ?
1.3 Tujuan
- Untuk
memahami definisi metode penyuluhan dan media penyuluhan.
- Untuk
memahami metode penyuluhan
- Untuk
memahami dasar pertimbangan metode penyuluhan
- Untuk
memahami dasar pertimbangan metode peyuluhan.
- Untuk mengetahui media
pertanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi penyuluhan
Terminologi
penyuluhan
(extension), pertama kali dikenal
pada pertengahan
abad 19
oleh universitas Oxford dan Cambridge pada sekitar tahun 1850 (Swanson, 1997).
Dalam
perjalanananya van den Ban (1985)
mencatat
beberapa
istilah seperti di Belanda disebut voorlichting yang berarti
obor yang berfungsi untuk menerangi, di Jerman lebih dikenal sebagai “advisory work”(beratung), vulgarization (Perancis),
dan capacitacion (Spanyol). Roling
(1988) mengemukakan
bahwa Freire
(1973) pernah melakukan protes
terhadap kegiatan penyuluhan yang lebih bersifat top-down.
Karena itu, dia kemudian menawarkan beragam istilah pengganti extension seperti: animation, mobilization, conscientisation. Di
Malaysia,
digunakan
istailh
perkembangan sebagai terjemahan
dari extension,
dan
di Indonesia
menggunakan
istilah penyuluhan sebagai terjemahan dari voorlichting (Adjid, 2001).
Penyuluhan
merupakan suatu kegiatan mendidik orang atau kegiatan pendidikan yang bertujuan
untuk mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/ dikehendaki
sehingga orang semakin modern. Hal ini merupakan usaha mengembangkan atau
memberdayakan suatu potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri
(Mardikanto, 1992).
Dalam UU Nomor 16 2006 penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya. Sebagai upaya untuk meningktkan
produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (dibidang
pertanian, perikanan dan kehutanan).
Metode penyuluhan merupakan
cara melakukan
kegiatan penyuluhan
untuk mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil yang efektif
dan
efisien (Isbandi, 2005). Suhardiyono (1992), menyatakan bahwa
metode penyuluhan
merupakan suatu cara pengajaran yang
bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna
membangkitkan
motivasi dan kemauan petani
untuk meningkatkan kondisi
sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri
untuk mampu melakukan
langkah-langkah perbaikan dalam
berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang
diharapkan.
Media atau saluran komunikasi adalah alat pembawa pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima.
Media penyuluhan adalah suatu alat atau wadah pengantar dari suatu pihak
untuk disampaikan kepada pihak lain. Media penyuluhan
dapat digunakan dalam
kegiatan
penyuluhan untuk mengubah perilaku tradisional menjadi perilaku yang
modern dan inovatif.
Media penyuluhan
yang dapat digunakan antara lain orang
atau institusi, media
cetak, pertemuan, elektronik dan kunjungan(Isbandi, 2005). Alat bantu dalam kegiatan penyuluhan
merupakan sesuatu
yang dapat dilihat, didengar, dirasakan oleh panca indera manusia, dan berfungsi sebagai alat untuk
menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh seorang penyuluh, guna
membantu proses belajar, agar materi atau informasi
penyuluhan yang
disampaikan lebih mudah diterima dan dipahami (Mardikanto, 1993).
2.2 Metode
Penyuluhan Pertanian
Pemilihan
metode penyuluhan pertanian secara umum adalah sebagai berikut::
a). Metode–metode dengan pendekatan
massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan
serta memberikan informasi selanjutnya.
b). Metode-metode dengan pendekatan
kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih
rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat membantu
seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai tahap
menerapkan.
c). Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya
sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan
tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu
diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan perorangan itu dilakukan
apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba dan bersedia mencoba yang
tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan keputusannya.
d). Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode
adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di
suatu daerah perlu mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf
permulaan ini metode penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan.
Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka
metode penyuluhan yang efektif dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah
pendekatan kelompok atau massal. (Ir. Amirudin Aidin Beng, MM)
2.3
Media penyuluh pertanian
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan
dari pengirim pesan kepada penerima pesan. The Association for Educational
Communications Technology (AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970),
mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran
yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata
”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi media
penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan
penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan
mudah dan jelas.
Beragamnya media memiliki karakteristik yang
berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang
berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan ataupun
pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan.
2.4 Dasar-dasar pertimbangan salam pemilihan metode penyuluhan pertanian
Pertimbangan-pertimbangan
pemilihan metode penyuluhan pada dasarnya dapat digolongkan dalam 3 (tiga)
golongan, yaitu dari segi sasaran, penyuluh dan lingkungan.
A.
Sasaran. Yang perlu dipertimbangkan oleh
penyuluh dari segi sasaran antara lain, adalah :
1). Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada sasaran.
Sasaran yang perlu diperhatikan dari segi golongan umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jumlah masing-masing kelompok/golongan masyarakat pelaku utama.
Dalam hal ini sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan masyrakat,
apakah disatu daerah banyak buta huruf ataukah rata-rata sudah tingkat
pendidikannya. Kalau banyak yang buta huruf tentu tidak dapat menggunakan
metode penyebaran bahan tulisan dan sebaginya. Erat hubungannya dengan keadaan
ini adalah tahap penerapan (adopsi) yang sudah mereka capai, seperti diuraikan
dalam bab pendahuluan. Tentu tahap penerapan dari petani disuatu daerah
bermacam-macam, demikain juga kecepatannya sesuai dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang telah mereka miliki. Penyuluh harus mampu
mengetahui dalam tahap mana sebagian besar dari sasarn itu berada. Setelah itu
penyuluh harus menghubungkan dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini penting
untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat. Perlu diketahui bahwa
satu metode penyuluhan mungkin dapat mencapai lebih dari satu tujuan dan satu
tujuan mungkin harus dicapai dengan beberapa metode penyuluhan.
2). Sosio kultur pertimbangan lain dalam kondisi sasaran adalah keadaan sosial
adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan. Penyuluh harus mengetahui
adat kebiasaan sasaran, norma-norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang
ada. Hal ini penting, bukan saja dalam pemilihan metode penyuluhan tetapi juga
dalam menentukan teknik-teknik penyuluhannya.
B.
Penyuluh dan Kelengkapannya. Yang perlu
dipertimbangkan dalam hal ini adalah antara lain: kemampun penyuluh, materi
penyuluhan dan sarana serta biaya penyuluhan.
1. Kemampuan penyuluh.
2. Materi penyuluhan.
3. Sarana dan biaya penyuluhan.
C.
Keadaan Daerah.
Dalam Pemilihan metode penyuluhan para petugas perlu mempertimbangkan kondisi
daerah dimana ia akan melaksanakan kegiatan penyuluhan. Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian adalah : Musim; Keadaan usaha tani; Keadaaan lapangan perlu juga
dipertimbangkan. Apakah disuatu daerah letak perkampungannya padat,
terkonsentrasi pada suatu lokasi atau rumah-rumah penduduk jaraknya berjauhan.
D. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah yang berasal dari pusat maupun
daerah kadang-kadang menentukan dalam pemelihan metode penyuluhan.
Pemilihan metode penyuluhan
pertanian secara umum adalah sebagai berikut:
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik
perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi
selanjutnya.
b). Metode-metode dengan
pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang
lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat
membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai
tahap menerapkan.
c). Metode-metode dengan
pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga
menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang
lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan
perorangan itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba
dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan
keputusannya.
d). Faktor lain yang memegang
peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat.
Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal situasi dan
kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode penyuluhan yang
terbaik adaah pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya dalam pengenalan
sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang efektif dalam
menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal. (Ir.
Amirudin Aidin Beng, MM)
2.5 Kelebihan dan
Kekurangan Metode Penyuluhan
Menurut Slamet (2005) bahwa
metode penyuluhan individu ditujukan kepada individu-individu petani yang
memperoleh perhatian secara khusus dari petugas penyuluh.
Kelebihan metode individu adalah
:
1. Adanya
partisipasi aktif dari individu.
2.Umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani.
3. Topik
pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi individu petani.
4. Hasil akhir
merupakan integrasi informasi dari petani dan penyuluh.
5. Petani akan
merasa diperhatikan lebih sehingga mempunyai motivasi tinggi.
Kelemahan metode individu adalah
:
1. Sasaran target
sangat sempit.
2. Biaya perkapita
penyuluhan sangat tinggi.
3. Memungkinkan
adanya rasa kecemburuan dari petani lain.
4. Umpan balik
dari petani kurang lengkap, karena hanya dari satu orang petani.
5.Topik penyuluhan bukan merupakan pemecahan masalah bersama, akan tetapi
lebih ke masalah individu petani.
Menurut Setiana (2005) bahwa
metode penyuluhan kelompok atau group approach merupakan suatu penyuluh yang berhubungan dengan sasaran
penyuluhan secara kelompok. Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan
adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar
pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya.
Kelebihan metode penyuluhan
kelompok:
1. Relatif lebih
efisien, pertanian berkelompok.
2. Komunikator
tidak tersamar
Kelemahan metode penyuluhan
kelompok:
1. Masalah
pengorganisasian
2. Pendekatan
aktifitas pembentukan kelompok bersama
3. Kesulitan dalam
pengorganisasian aktivitas diskusi
4. Memerlukan
pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis
Menurut Van den Ban dan Hawkins
(1999) bahwa metode penyuluhan massal merupakan suatu metode penyuluhan yang
dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak.
Kelebihan metode penyuluhan
massal:
1.Tidak terlalu resmi, pertanian massal
2. Penuh kepercayaan
3. Langsung dapat
dirasakan
Kelemahan metode penyuluhan
massal:
1. Memakan waktu lebih banyak
2. Biaya yang dikeluarkan lebih besar
3. Bersifat kurang efisien terhadap pengaruhnya
Menurut Sirait (2006) bahwa
penyuluh partisipatif merupakan suatu penyuluhan dari bawah ke atas (bottom
up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu
kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga
tergali potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan
yang ditemukan. Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para
penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi
pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh
maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh
pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi
permasalahan usahatani di lapangan.
Kelebihan metode penyuluhan
partisipatif:
1. Melibatkan partisipasi
penuh dari masyarakat.
2. Pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk
memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri.
3. Mendorong
inisiatif positif para penyuluh maupun petani.
4. Memberikan
motivasi bagi penyuluh.
Kelemahan metode penyuluhan partisipatif:
1. Membutuhkan
waktu yang relative lebih lama.
2. Pembicaraan
dapat menyimpang dari arah pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.6
Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian
. A. Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian
Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu
dilakukan pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang
dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni
perubahan perilaku petani.
Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan
pemilihan, sebagai berikut :
a. Perlu
diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan pertanian yang ada
dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.
b. Tidak semua
media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah disediakan oleh
penyuluh pada setiap tempat dan waktu.
c. Media
penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk berhasil mencapai
tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.
d. Untuk tujuan
perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat efektivitas yang
berbeda-beda.
e. Harus ada
kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode penyuluhan yang
digunakan.
B. Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian
Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan
pertanian adalah : tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi
inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan
penggunaan media secara terpadu.
C. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai
Tujuan Kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani
sesuai dengan perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Beberapa alternatif pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan
dengan aspek perilaku, seperti tercantum pada tabel berikut :
Tabel 5 : Alternatif pemilihan media sesuai dengan
aspek perilaku sasaran
Klasifikasi
Media |
Alternatif
pemilihan media sesuai Dengan
aspek perilaku sasaran |
||
Sikap |
Pengetahuan |
Keterampilan |
|
- Benda Sesungguhnya |
Percontohan - Maket - Spesimen - Sample/moster |
Percontohan - Spesimen - Model - Sample/moster |
Percontohan - Model |
- Media
Tercetak |
- Poster - Liptan - Foto - Peta Singkap |
- Brosur - Folder - Leaflet - Peta Singkap |
- Peta Singkap - Folder - Leaflet - Liptan |
- Media
Terproyeksi |
- Video TV - LCD Film - Film Strip -
Presentasi |
- Transparansi - Film Slide - Film strip - Video TV - Presentasi |
- Film slide - Film strip - Video - TV - Presentasi |
- Media
Terekam |
- Rekaman siaran - Radio - CD,DVD,Rekaman |
- CD,DVD Rekaman - Rekaman Siaran Radio |
- CD,DVD Rekaman |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyuluhan
pada dasarnya adalah
pendidikan dimana target/sasarannya yaitu
para petani/peternak harus
mengalami perubahan perilaku,
dari mulai aspek yang
bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan waktu lebih
lama,
tetapi
perubahan perilaku yang
terjadi akan
berlangsung lebih
kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat
dan
mudah dilakukan, tetapi perubahan
perilaku tersebut akan segera
hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan
tidak dapat diketahui
dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program
penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau
terjadinya perubahan
perilaku
sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya paparkan
melalui makalah ini adalah :
a.
pada dasarnya penyuluhan dilakukan
untuk mengajarkan pendidikan nonformal kemada petani, sebelum melakukan
penyuluhan, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak
bertanya-tanya ketika penyuluh melakukan tugasnya sebelum melakukan
sosialisasi.
b.
Dinas pertanian terkait harus jelih
dalam mengawasi para penyuluh yang turun di desa-desa karena kajian-kajian yang
dilakukan sebelum dilakukannya penyuluhan itu tidak sesuai dengan apa yang
terjadi di lapangan. Contoh mendasar keadaan dilapangan penyuluh tidak
melaksanakan sesuai yang diamanatkan UU No 16 2006 tentang aturan
perundang-undangan yang mengatur sistem penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, T. 1992. Penyuluhan
Pengembangan Pertanian. Sebelas Maret Press, Surakarta.
Setiana. L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan
Masyarakat. Ghalia Indonesia, Bogor.
Van den Ban, A.W dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan
Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.
Departemen
Pertanian, Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, 1985.
UU No 16 2006