Showing posts with label MAKALAH PENYULUHAN PERTANIAN. Show all posts
Showing posts with label MAKALAH PENYULUHAN PERTANIAN. Show all posts

Saturday, September 12, 2020

Makalah Penyuluhan Pertanian

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para petani/peternak  harus  mengalami perubahan perilaku,  dari  mulai  aspek yang bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku  melalui pendidikan akan  memakan waktu  lebih  lama,  tetapi  perubahan  perilaku  yang  terjadi  akan  berlangsung  lebih kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat dan   mudah  dilakukan,   tetapi  perubahan  perilaku   tersebut   akan segera   hilang, manakala   faktor   pemaksanya   sudah   dihentikan.   Oleh   karena   itu   penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau terjadinya perubahan perilaku  sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaianinformasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya. Informasi dan teknologipertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau materi penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang akan  disampaikan penyuluh kepada pelaku utama danpelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya didalam memilih materipenyuluhan haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran dalam hal ini pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Oleh karena itu maka materi penyuluhanpertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertaniantersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang dibidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.

 

 

 

1.2  Rumusan Masalah

  1. Bagaimana definisi penyuluhan, metode penyuluhan dan media penyuluhan ?
  2. Bagaimana metode penyuluhan itu ?
  3. Bagaimana dasar pertimbangan metode penyuluhan ?
  4. Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan ?
  5. Pemilihan media pertanian ?

 

1.3  Tujuan

  1. Untuk memahami definisi metode penyuluhan dan media penyuluhan.
  2. Untuk memahami metode penyuluhan
  3. Untuk memahami dasar pertimbangan metode penyuluhan
  4. Untuk memahami dasar pertimbangan metode peyuluhan.
  5. Untuk mengetahui media pertanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Definisi penyuluhan

Terminologi penyuluhan (extension), pertama kali dikenal  pada pertengahan abad 19 oleh universitas Oxford dan Cambridge pada sekitar tahun 1850 (Swanson, 1997). Dalam  perjalanananya  van  den  Ban  (1985)  mencatat  beberapa  istilah  seperti  di Belanda disebut voorlichting yang berarti obor yang berfungsi untuk menerangi, di Jerman lebih dikenal sebagai advisory work”(beratung), vulgarization (Perancis), dan capacitacion  (Spanyol).  Roling  (1988)  mengemukakan  bahwa Freire  (1973) pernah melakukan protes terhadap kegiatan penyuluhan yang lebih bersifat top-down. Karena itu, dia kemudian menawarkan beragam istilah pengganti extension seperti: animation,  mobilization,  conscientisation.  Di Malaysia,  digunakan  istailh perkembangan  sebagai terjemahan  dari  extension, dan  di Indonesia  menggunakan istilah penyuluhan sebagai terjemahan dari voorlichting (Adjid, 2001).

Penyuluhan merupakan suatu kegiatan mendidik orang atau kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/ dikehendaki sehingga orang semakin modern. Hal ini merupakan usaha mengembangkan atau memberdayakan suatu potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri (Mardikanto, 1992).

Dalam UU Nomor 16 2006 penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya. Sebagai upaya untuk meningktkan produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (dibidang pertanian, perikanan dan kehutanan).

Metode  penyuluhan  merupakan  cara  melakukan  kegiatan  penyuluhan untuk mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien (Isbandi, 2005). Suhardiyono (1992), menyatakan bahwa metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkah-langkah perbaikan dalam  berusaha tani  guna meningkatkan  kesejahteraan  seperti  yang diharapkan.

Media atau saluran komunikasi adalah alat pembawa pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima. Media penyuluhan adalah suatu alat atau wadah pengantar dari suatu pihak untuk disampaikan kepada pihak lain. Media penyuluhan dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku tradisional menjadi perilaku yang modern dan inovatif. Media penyuluhan yang dapat digunakan antara lain orang atau institusi, media cetak, pertemuan, elektronik dan kunjungan(Isbandi, 2005). Alat bantu dalam kegiatan penyuluhan merupakan sesuatu  yang dapat dilihat, didengar, dirasakan oleh panca indera manusia, dan berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh seorang penyuluh, guna membantu   proses   belajar,   agar   materi   atau   informasi   penyuluhan   yang disampaikan lebih mudah diterima dan dipahami (Mardikanto, 1993).

 

2.2 Metode Penyuluhan Pertanian

Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara umum adalah sebagai berikut::
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.


b
). Metode-metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai tahap menerapkan.

 

c). Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan perorangan itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan keputusannya.

 

d). Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang efektif dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal. (Ir. Amirudin Aidin Beng, MM)

 

2.3 Media penyuluh pertanian

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications Technology (AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

            Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan.

 

2.4 Dasar-dasar pertimbangan salam pemilihan metode penyuluhan pertanian

            Pertimbangan-pertimbangan pemilihan metode penyuluhan pada dasarnya dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu dari segi sasaran, penyuluh dan lingkungan.

A.    Sasaran. Yang perlu dipertimbangkan oleh penyuluh dari segi sasaran antara lain, adalah :
1). Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada sasaran.
Sasaran yang perlu diperhatikan dari segi golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-masing kelompok/golongan masyarakat pelaku utama. Dalam hal ini sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan masyrakat, apakah disatu daerah banyak buta huruf ataukah rata-rata sudah tingkat pendidikannya. Kalau banyak yang buta huruf tentu tidak dapat menggunakan metode penyebaran bahan tulisan dan sebaginya. Erat hubungannya dengan keadaan ini adalah tahap penerapan (adopsi) yang sudah mereka capai, seperti diuraikan dalam bab pendahuluan. Tentu tahap penerapan dari petani disuatu daerah bermacam-macam, demikain juga kecepatannya sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah mereka miliki. Penyuluh harus mampu mengetahui dalam tahap mana sebagian besar dari sasarn itu berada. Setelah itu penyuluh harus menghubungkan dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini penting untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat. Perlu diketahui bahwa satu metode penyuluhan mungkin dapat mencapai lebih dari satu tujuan dan satu tujuan mungkin harus dicapai dengan beberapa metode penyuluhan.


2). Sosio kultur pertimbangan lain dalam kondisi sasaran adalah keadaan sosial adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan. Penyuluh harus mengetahui adat kebiasaan sasaran, norma-norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang ada. Hal ini penting, bukan saja dalam pemilihan metode penyuluhan tetapi juga dalam menentukan teknik-teknik penyuluhannya.

B.     Penyuluh dan Kelengkapannya. Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah antara lain: kemampun penyuluh, materi penyuluhan dan sarana serta biaya penyuluhan.
1. Kemampuan penyuluh.

2. Materi penyuluhan.

3. Sarana dan biaya penyuluhan.

 

C.     Keadaan Daerah. Dalam Pemilihan metode penyuluhan para petugas perlu mempertimbangkan kondisi daerah dimana ia akan melaksanakan kegiatan penyuluhan. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah : Musim; Keadaan usaha tani; Keadaaan lapangan perlu juga dipertimbangkan. Apakah disuatu daerah letak perkampungannya padat, terkonsentrasi pada suatu lokasi atau rumah-rumah penduduk jaraknya berjauhan.


D. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah yang berasal dari pusat maupun daerah kadang-kadang menentukan dalam pemelihan metode penyuluhan.

Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara umum adalah sebagai berikut:
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.

b). Metode-metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai tahap menerapkan.

 

c). Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan perorangan itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan keputusannya.

 

d). Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang efektif dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal. (Ir. Amirudin Aidin Beng, MM)

 

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penyuluhan

Menurut Slamet (2005) bahwa metode penyuluhan individu ditujukan kepada individu-individu petani yang memperoleh perhatian secara khusus dari petugas penyuluh.

Kelebihan metode individu adalah :

1. Adanya partisipasi aktif dari individu.

2.Umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani.

3. Topik pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi individu petani.

4. Hasil akhir merupakan integrasi informasi dari petani dan penyuluh.

5. Petani akan merasa diperhatikan lebih sehingga mempunyai motivasi tinggi.

Kelemahan metode individu adalah :

1. Sasaran target sangat sempit.

2. Biaya perkapita penyuluhan sangat tinggi.

3. Memungkinkan adanya rasa kecemburuan dari petani lain.

4. Umpan balik dari petani kurang lengkap, karena hanya dari satu orang petani.

5.Topik penyuluhan bukan merupakan pemecahan masalah bersama, akan tetapi lebih ke masalah individu petani.

Menurut Setiana (2005) bahwa metode penyuluhan kelompok atau group approach merupakan suatu penyuluh yang berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya.

Kelebihan metode penyuluhan kelompok:

1. Relatif lebih efisien, pertanian berkelompok.

2. Komunikator tidak tersamar

 

Kelemahan metode penyuluhan kelompok:

1. Masalah pengorganisasian

2. Pendekatan aktifitas pembentukan kelompok bersama

3. Kesulitan dalam pengorganisasian aktivitas diskusi

4. Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis

Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) bahwa metode penyuluhan massal merupakan suatu metode penyuluhan yang dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak.

Kelebihan metode penyuluhan massal:

1.Tidak terlalu resmi, pertanian massal

2. Penuh kepercayaan

3. Langsung dapat dirasakan

Kelemahan metode penyuluhan massal:

1. Memakan waktu lebih banyak

2. Biaya yang dikeluarkan lebih besar

3.  Bersifat kurang efisien terhadap pengaruhnya

Menurut Sirait (2006) bahwa penyuluh partisipatif merupakan suatu penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan. Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangan.

Kelebihan metode penyuluhan partisipatif:

1. Melibatkan  partisipasi penuh dari masyarakat.

2.  Pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri.

3. Mendorong inisiatif positif  para penyuluh maupun petani.

4. Memberikan motivasi bagi penyuluh.

 

Kelemahan metode penyuluhan partisipatif:

1. Membutuhkan waktu yang relative lebih lama.

2. Pembicaraan dapat menyimpang dari arah pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

 

2.6 Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian

.               A. Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian

Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu dilakukan pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani.

Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan pemilihan, sebagai berikut :

a.    Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan pertanian yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.

b.    Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.

c.    Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk berhasil mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.

d.    Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat efektivitas yang berbeda-beda.

e.    Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode penyuluhan yang digunakan.

 

 

B. Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian

        Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan pertanian adalah : tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media secara terpadu.

C. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai

Tujuan Kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai dengan perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Beberapa alternatif pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan dengan aspek perilaku, seperti tercantum pada tabel berikut :

 

 

Tabel 5 : Alternatif pemilihan media sesuai dengan aspek perilaku sasaran

 

 Klasifikasi Media

Alternatif pemilihan media sesuai

Dengan aspek perilaku sasaran

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

 

-   Benda Sesungguhnya

 

Percontohan

-  Maket

-  Spesimen

-  Sample/moster

 

Percontohan

-  Spesimen

-  Model

-  Sample/moster

 

Percontohan

-  Model

 

- Media Tercetak

 

-  Poster

-  Liptan

-  Foto

-  Peta Singkap

 

-  Brosur

-  Folder

-  Leaflet

-  Peta Singkap

 

-  Peta Singkap

-  Folder

-  Leaflet

-  Liptan

 

- Media Terproyeksi

 

-  Video TV

-  LCD Film

-  Film Strip

- Presentasi

 

-  Transparansi

-  Film Slide

-  Film strip

-  Video TV

-  Presentasi

 

-  Film slide

-  Film strip

-  Video

-  TV

-  Presentasi

 

- Media Terekam

 

-  Rekaman siaran

-  Radio

-  CD,DVD,Rekaman

 

-  CD,DVD Rekaman

-  Rekaman Siaran

Radio

-  CD,DVD Rekaman

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para petani/peternak  harus  mengalami perubahan perilaku,  dari  mulai  aspek yang bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku  melalui pendidikan akan  memakan waktu  lebih  lama,  tetapi  perubahan  perilaku  yang  terjadi  akan  berlangsung  lebih kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat dan   mudah  dilakukan,   tetapi  perubahan  perilaku   tersebut   akan segera   hilang, manakala   faktor   pemaksanya   sudah   dihentikan.   Oleh   karena   itu   penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau terjadinya perubahan perilaku  sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.

 

3.2 Saran

            Adapun saran yang dapat saya paparkan melalui makalah ini adalah :

a.       pada dasarnya penyuluhan dilakukan untuk mengajarkan pendidikan nonformal kemada petani, sebelum melakukan penyuluhan, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak bertanya-tanya ketika penyuluh melakukan tugasnya sebelum melakukan sosialisasi.

b.      Dinas pertanian terkait harus jelih dalam mengawasi para penyuluh yang turun di desa-desa karena kajian-kajian yang dilakukan sebelum dilakukannya penyuluhan itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Contoh mendasar keadaan dilapangan penyuluh tidak melaksanakan sesuai yang diamanatkan UU No 16 2006 tentang aturan perundang-undangan yang mengatur sistem penyuluhan.

           

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Mardikanto, T. 1992. Penyuluhan Pengembangan Pertanian. Sebelas Maret Press, Surakarta.

Setiana. L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia, Bogor.

Van den Ban, A.W dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.

            Departemen Pertanian, Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, 1985.

UU No 16 2006

kumpulan makalah

Makalah Ungguh - Ungguh

  PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA DI SEKOLAH DASAR Marnoto     A.     Pendahuluan   Pada dasarnya orang Jawa ingin selal...