BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Atletik
Merupakan salah satu cabang Olah raga yang sering dilkukan oleh setiap
orang/atlit di seluruh dunia, karena cabang olah raga ini sering di ikut
sertakan dalam pesta olimpiade, terutama pada tahun 1896.
Bentuk
yang unik yang terdapat dalam lompat jangkit adalah tuntunan yang besar untuk
melakukan gerakan memantul (yaitu gerkan kemampuan untuk melompat, mendarat dan
melompat lagi.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis merumuskan dalam
makalah ini hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, dilanjutkan
dengan beberapa gerakan baru yang pengaruhnya masih terasa hingga kini, dan
akhirnya dua tonggak penting pemikiran pendidikan di Indonesia. Meskipun paparan
ini terbatas hanya pada beberapa aliran penting saja, namun diharapkan tidak
akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis
terhadap setiap calon tenaga kependidikan.
C.
Maksud dan Tujuan
Maksud
dan tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
yang lebih luas serta untuk meambah pengetahun yang lebih dalam bagi penulis
khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya. Meskipun dalam pemaparan
makalah ini hanya beberapa aliran saja, namun diharapkan tidak akan mengurangi
maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon
tenaga kependidikan. Selian hal tersebut, maksud dan tujuan penulis dalam
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lompat Jangkit
Istilah “Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon”
yang berarti “Berlomba” atau “Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba
atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor. Di abad XIX merupakan masa
menggeloranya kembali semangat berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk
berkembangnya olahraga Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai
terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan
diselenggarakan.
Pada tahun 1960 perkumpulan Atletik yang pertama di
selenggarakan di Amerika tepatnya di Sanfransisco dengan nama Olimpiade Club.
Kejuaraan atletik di Amerika di selenggaraka pada tahun 1960 oleh: New York
Atletik Club. Setelah itu sering kali diadakan perlombaan di amerika serikat
dengan Negara-negara eropa. Pada tahun 1880 di Inggris berdiri istilah Amateur
Atletik Board. Tahun 1887 di New Salan berdiri New Zealand Atletik Amateur
Assosation. Tahun 1899 di Belgia berdiri Lique royale belge’d Atletisme, dan di
Canada berdiri Canadian Track and Field Asosiation.tahun 1895 Africa Selatan
berdiri South Africant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri
SouthAfricant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri Swenska Fri Idrotta
Forbunder. Perlombaan-perlombaan kejuaraan atletik telah saring di
selenggarakan. Demikian perlombaan atas Negara belum ada peraturan perlombaan
menentukan pemenang.
Baru pada tanggal 17 Juli yaitu setelah selesainya
perlombaan atletik pada olympiade modern V di Stockholm. Tokoh-tokoh atletik
dari 17 negara yang mengikuti olypiade dari Amerika Serikat ,Australia ,Inggris
,Inggris, Jerman ,Swedia ,Yunani berdiskusi untuk membentuk suatu badan
internasional yang kan membuat peraturan perlombaan atletik yang lengkap. Badan
tersebut didirikan dengan nama Internasional Amateur Atletik Federation (IAAF)
terpilih sebagai ketua adalah Kristina Helestrom kedua-duanya dari Swedia.
Peraturan-peraturan tehnis untuk perlombaan Internasional yang pertama di
sahkan pada congress yang ke tahun 1914 di Lyon Ferancis. Sejak terbentuknya
IAAF ini ppenyelenggaraan perlombaan atletik makin baik terutama dalam segi
pengorganisasian.
B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)
Lompat jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop,
step dan jump) adalah sebuah olahraga trek andfield (melibatkan jalur di
lapangan), mirip dengan lompat jauh, tetapi melibatkan rutinitas “ jingkat
(hop), langkah (step) dan melompat (jump)”, dimana pesaing berjalan menyusuri
jalur dan melakukan satu jingkatan (hop), satu langkah (step) dan kemudian
melompat (jump) ke dalam kotak pasir. Di dalam lompat jungkit sebenarnya
terjadi tiga kali tolakan, tiga kali melayang di udara, dan tiga kali
pendaratan. Jarak lompatan di ukur dari kumulatif ketiga gerakan lompat jangkit
tersebut (hot-step-jump).
Gerakan lompat jangkit memproyeksikan
pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah depan dengan melalui tiga
tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump. Menurut ketentuan si
pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan kaki yang
sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari
suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada
ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi
tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang
tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
Lompat jangkit dibagi dalam beberapa
tahap gerakan: ancan-ancang, ”jingkat”, ”langkah”, ”lompat’ dan mendarat. Jarak
yang ditempuh atlet dalam lompat jangkit dapat diuraikan menjadi rangkaian
gerak yang sama seperti pada lompat jauh. Dalam lompat jangkit, take off dan
landing untuk tiap dua fase pertama (hop dan step) harus diatur untuk
memudahkan fase berikutnya. Misalnya, seorang pelompat jangkit yang memperoleh
jarak maksimum (take off+flight+landing) dari fase hop-nya tidak akan mencapai
usaha terbaiknya, karena jarak yang diperoleh untuk dua fase berikutnya akan
berkurang. Dengan kata lain, jarak yang diperoleh dengan usaha maksimum pada
fase hop akan hilang pada fase step dan jump.
Distribusi usaha yang optimum dari ketiga
fase telah menjadi pokok persoalan yang penting. Pokok persoalannya terfokus
pada seberapa besar jarak hop (diukur dari papan sampai ujung kaki), jarak step
(dari ujung kaki ke ujung kaki), dan jarak jump (dari ujung kaki sampai tanda
terdekat pada pasir) dianggap sebagai persentase jarak lompatan yang harus
dibandingkan. Teknik lompat jangkit dimana jarak fase hop paling sedikit 2%
lebih besar dari pada jarak fase berikutnya yang terpanjang disebut hop-dominated,
jarak fase jump paling sedikit 2% lebih besar dari pada fase terpanjang
berikutnya disebut jump-dominated, dan bila tidak ada satu fasepun yang lebih
panjang 2% daripada jarak terpanjang berikutnya disebut balanced.
Jarak dan rasio ketiga fase yang
dicatat untuk para pelompat dunia memperlihatkan bahwa terdapat perubahan besar
dalam teknik yang digunakan selama 80 tahun. Data juga menunjukkan bahwa
kontribusi step terhadap prestasi lompatan meningkat dengan rasio antara 28-30%
(Hay, 1993). Lompat jangkit memerlukan speed, power, rhytm, balance,
fleksibility, dan body awareness. Lompat jangkit disebut sebagai power ballet.
Kaki take off harus merupakan bagian dari tungkai yang terkuat, karena
digunakan untuk fase hop dan step. Pelompat harus berkonsentrasi pada setiap
fase lompatan. Posisi kaki mengenai tanah harus dalam posisi datar atau
full-footed pada fase hop dan step, dengan lutut pada tungkai landing sedikit
ditekuk untuk persiapan take off.
Lari awalan untuk lompat jangkit sama dengan lari awalan
untuk lompat jauh. Tujuannya adalah untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar
yang dapat dikontrol selama fase jump. Kurangnya kemampuan teknik dan kekuatan
otot tungkai akan menurunkan jarak dan jumlah kecepatan yang harus digunakan
untuk lompatan. Perbedaan yang utamaanya adalah transisi menuju jump. Penurunan
titik berat badan dalam persiapan lompatan lebih sedikit dalam lompat jauh.
Pelompat lari menginjakkan kakinya di papan dalam usahanya untuk mempertahankan
kecepatan horisontal dan meminimalkan komponen vertikal pada fase hop.
Ketinggian hop yang berlebihan akan mengganggu lompatan karena waktu absorpsi
yang meningkat selama landing menurunkan kecepatan horisontal.
C. Teknik Dasar Lompat Jangkit
1) Fase
Hop
Gerakan
hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat
kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan
berikut:
Perubahan
kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh
kaki tumpu.
a. Perubahan
gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
b. Setelah menumpu kaki menekan mengayuh
dengan tenaga penuh sehinga kaki hampir sejajar dengan tanah.
c. tahap akhir gerakan dengan sikap
melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus
digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang
titik pusat berat badan.
d. Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu
menyentuh tanah, tumit berada di depan titik pusat berat badan. saat melayang
punggung diusahakan tegak tidak condong.
Tungkai take off harus lurus penuh
(fully extended) untuk menyelesaikan dorongan pada tanah dan paha tungkai
pendorong harus paralel dengan tanah pada saat take off, dengan sudut lutut
mendekati 45 derajat dan kaki rileks. Kaki dari tungkai take off harus ditarik
mendekatipantat. Tungkai pendorong akan memutarnya dari depan titik beratnya
sampai ke belakangnya, sedangkan tungkai take off menarik ke depan. Ketika paha
tungkai take off mencapai posisi paralel, bagian bawah dari tungkai lurus
melewati lutut dengan posisi kaki dorsi fleksi. Setelah tungkai diluruskan,
pelompat melakukan dorongan kuat ke bawah, sebagai persiapan untuk melakukan
active landing. Fleksibilitas sangat penting, semakin besar sudut ekstensi
selama flight, maka waktu melayang
semakin besar dan semakin besar hop-nya.
2) Fase Step
Gerakan tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah
gerakan tumpuan kaki yang sama, gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke
arah gerakan step, untuk menjaga gerak mendatar sebanyak mungkin untuk dapat
mengangkat bobot badannya ke arah jump.
Fase kedua dalam lompat jangkit
dimulai ketika kaki take off menyentuh tanah. Tungkai take off harus dalam
keadaan lurus dengan paha tungkai pendorong tepat berada di bawah garis paralel
dengan tanah. Ketika pelompat lepas dari tanah, tungkai take off tetap lurus di
belakang titik beratnya dengan betis tetap hampir paralel dengan tanah selama
mid-flight. Pada waktu yang bersamaan, tungkai yang berlawanan mendorong sampai
setinggi panggul dimana tetap dipertahankan sampai mid-flight selama fase step.
Sudut lutut tidak lebih dari 900. Ketika pelompat mulai turun, tungkai
pendorong lurus dengan ankle fleksi (memperpanjang tuas) dan snap ke bawah
untuk melakukan transisi dengan cepat ke fase tiga. Selama fase step, pelompat
konsentrasi pada langkah step sejauh mungkin. Hal ini biasanya merupakan fase
terlemah dan memerlukan pelatihan yang khusus.
3) Fase
Jump
Fase ketiga dan terakhir dalam lompat jangkit, yaitu
lompatan panjang yang diawali dengan lompatan dan bukan lari. Tungkai take off
(tungkai pendorong pada fase sebelumnya) diluruskan dengan kuat selama kontak
dengan tanah. Dengan paha tungkai dari tungkai bebas berada pada ketinggian
pinggang. Lengan mendorong ke depan dan atas, dan melakukan blok selama
beberapa saat ketika tangan berada pada ketinggian muka. Togok harus
dipertahankan tegak dan dagu ke atas dengan mata diarahkan ke pit. Ketika
berada di udara, tungkai bergerak ke posisi menggantung dengan kedua paha
berada di bawah togok, lutut bengkok mendekati 90 derajat. Kedua lengan
diluruskan ke atas untuk memperlambat rotasi dengan kedua tangan mengarah ke
langit. Posisi ini dipertahankan sampai mid-flight. Kedua lengan kemudian
mendorong ke depan, bawah, belakang pada saat tungkai diayun serentak ke depan
dan paha diangkat sejajar dengan tanah. Lutut tetap bengkok untuk memperoleh
keuntungan tuas yang lebih pendek. Ketika paha berada pada posisi paralel,
tungkai diluruskan cepat dan ankle fleksi dan posisi jari kaki menghadap ke
atas. Pelompat mempertahankan posisi ini sampai tumitnya menyentuh pasir.
Ketika lutut benar-benar berada dalam posisi akan menyentuh pasir, maka panggul
naik.
4) Aksi Lengan pada Fase Hop, Step, dan Jump
Penggunaan single arm action (speed-oriented) atau
double arm action (power-oriented) pada saat take off tergantung pada pilihan
pelompat. Untuk pelompat pemula, take off single arm lebih mudah dilakukan
karena gerakannya sama dengan gerak lari. Metode double arm menghasilkan power
ketika take off, tetapi pelompat pemula sering menurunkan kecepatan saat
mendekati persiapan, dengan demikian menurunkan efek power tambahan. Dalam
teknik single arm, lengan sedikit menyilang di depan badan ketika step akhir.
Ketika take off step dimulai, kedua lengan diam di samping badan dan tidak dan
tidak diayun. Kedua lengan pada saat diturunkan akan mendekati pangggul bertemu
dengan lengan yang dibelakang dan kedua lengan bergerak selama lompatan. Ketika
kaki take off kontak dengan tanah, kedua lengan mendorong ke depan dan atas
tubuh. Sudut kedua lengan di sikut lebih besar dari 900 untuk menciptakan
impuls ke depan yang lebih besar.
Tak ada keperluan untuk melakukan
dorongan ke atas pada teknik ini. Seperti pada teknik single arm, lengan diblok
sesaat pada ketinggian muka dan tungkai pendorong di blok ketika paha mendekati
ketinggian pinggang. Sekalipun demikian penekanan harus difokuskan pada
kecepatan horisontal, dan bukannya ketinggian lompatan. Dorongan kedua lengan
dan tungkai memberikan impuls vertikal yang diperlukan, tanpa melakukan
lompatan ke atas. Setelah kedua lengan diblok, kemudian ditarik ke belakang
badan untuk persiapan fase step. Ketika menggunakan teknik double arm, pelatih
harus memastikan atletnya untuk tidak melakukan dorongan ke atas sebelum fase
pertama dengan mengayunkan kedua lengan ke belakang saat take off. Penambahan
dorongan tersebut hanya akan menurunkan kecepatan horisontal yang penting.
5)
Dorongan Kaki (Foot Strike) pada Ketiga Fase
Transisi dari hop ke step, dan dari step ke jump,
merupakan factor penting dalam mempertahankan kecepatan terbesar selama tiap
fase lompatan. Active landing ini (pawing) sama dengan dorongan kaki menggaruk
tanah dan menarik ke arah tubuh. Selama active landing, tungkai pelompat
diluruskan, ankle di fleksikan dan tuas keseluruhan ditarik ke bawah dengan
kuat pada bagian mid-foot yang menyentuh tanah. Selama kontak, tubuh bergerak
ke depan dengan ujung kaki sambil mendorong tanah. Jika atlet mendarat kaku
dengan tumit, maka akan terjadi braking action yang menurunkan kecepatan dan
jarak lompatan serta meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera.
Agar
lebih jelas lagi teknik dasar lompat jangkit mencakup 3 hal yakni :
a. Awalan
Jarak
lintasan untuk melaksanakan awalan tidak kurang dari 45 meter. Berikut ini cara
melakukan awalan pada lompat jangkit :
1) Lari
awalan bervariasi, bergantung pada kemampuan masingmasing siswa.
2)
Percepatlah lari awalan sedikit demi sedikit sebelum bertolak.
3)
Turunkan pinggang sedikit pada satu langkah akhir awalan.
b.
Tolakan
Tolakan
kaki harus kuat dan dijaga agar tidak mengurangi kecepatan gerak ke depan. Tiga
teknik tolakan berikut ini harus kalian pelajari sehingga kalian dapat
menguasai gerakan lompat jangkit secara keseluruhan.
1)
Tolakan sebelum berjingkat :
- Pilihlah kaki terkuat untuk bertolak, lalu
mendarat dengan aktif dan siap melakukan dorongan kaki ke depan. Ayunkan paha
kaki yang satunya keposisi horizontal.
- Lakukan
tolakan ke depan dan ke atas.
- Tariklah kaki yang bertolak ke arah depan - atas,
sedangkan kaki satunya ditarik ke arah bawah -
belakang (gerakan jingkat).
2)
Tolakan sebelum melangkah
- Lakukan tolakan dengan cepat dengan salah satu
kaki, dimana posisi mata kaki, sendi lutut dan pinggang diluruskan. Paha kaki
satunya diayunkan ke posisi horizontal.
- Gerak langkah akan diikuti oleh gerak lompat.
Oleh karena itu, posisi bertolak ketika gerak langkah dipertahankan untuk
selanjutnya melakukan lompat. Caranya, luruskan kaki yang tidak untuk bertolak
ke arah depan dan bawah.
3)
Tolakan sebelum melompat
- Lakukan tolakan dengan cepat, paha kaki yang
tidak untuk bertolak diayunkan ke posisi horizontal.
- Ketika fase melayang melibatkan teknik
menggantung atau teknik melangkah. Ini untuk lompat yang jauh.
- Tariklah posisi badan ke arah depan - bawah
sebagai persiapan mendarat, tariklah lengan ke depan.
c.
Pendaratan
Berikut
ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mendarat pada lompat jangkit :
-
Mengangkat kedua kaki lurus ke depan.
-
Membungkukkan badan ke depan dan memindahkan kedua lengan dari atas ke depan.
-
Ketika mendarat, kedua kaki mengeper, yaitu kedua lutut agak ditekuk.
-
Memindahkan badan ke depan, kepala ditundukkan dan kedua lengan dibawa ke
depan.
D . Kesalahan Umum dalam Lompat
Jangkit
Dalam lompat jangkit ada beberapa hal yang harus
dihindari dan yang harus dilakukan. Tindakan yang harus dihindari adalah
melakukan pendaratan dengan tumit dan kaku; take off yang kurang sempurna;
gerakan badan yang pendek, mendadak, dan menyilang tubuh; serta badan condong
terlalu jauh ke depan.
Sementara itu, tindakan yang harus dilakukan antara
lain mendarat dengan seluruh telapak kaki dan rileks, melakukan dorongan ke
depan dan ke atas, gerak lengan secara luas namun tetap terkoordinir, dan
posisi togok dijaga selalu tegak. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, berbagai
kesalahan dalam lompat jangkit, seperti yang ditunjukkan oleh Tabel, dapat
diminimalisasi.
NO
|
KESALAHAN
|
PERBAIKAN
|
1
|
Langkah
dalam run-up (awalan) tersendat-sendat. Run-up tidak teratur.
|
Berlatih
run-up dan memperkirakan penempatan tanda jarak pada run-up.
|
2
|
Posisi
tubuh terlalu miring ke belakang saat take off.
|
Berlatih
run-up dan take-off, serta mengusahakan take off yang cepat dan datar. Kaki
yang melakukan take off agak ditekuk, badan ditegakkan, dan pandangan ke
depan. Berkonsentrasi pada lintasan yang rendah dan datar.
|
3
|
Gerak
berjingkat terlalu tinggi dan jauh. Pelompat “tenggelam” pada akhir gerak dan
tidak memiliki daya gerak untuk melangkah dan melompat.
|
Berlatih
lompatan, jingkat, dan langkah memantul dengan posisi tubuh tegak atau agak
dimiringkan ke depan pada saat take off.
|
4
|
Kaki
yang melompat dibiarkan menggantung atau menarik saat berjingkat.
|
Urutan
gerakan adalah memantul, melompat, dan melangkah, menekankan pada gerak paha
kaki yang melompat ke depan dan atas.
|
5
|
Mendarat
pada ujung jari kaki pada akhir gerak jingkat atau langkah. Selain itu,
pendaratan menimbulkan rasa sakit.
|
Pendaratan
ditekankan dengan telapak kaki yang datar. Melakukan gerakan mencakar dengan
kaki “menarik” permukaan ke belakang dengan kaki yang menopang pada akhir
gerak jingkat atau lompatan.
|
6
|
Gerakan
tangan pada setiap lompatan salah dan sembarangan
|
Lompat
jangkit diulangi dari posisi berdiri, dengan penekanan pada ayunan tangan
yang kuat pada saat take off ketiga lompatan. Pilihlah gerakan tangan
bergantian atau ganda.
|
7
|
Langkah
sangat pendek dan tidak ada gerakan untuk menambah jarak
|
Berlatih
lompatan berulang dengan tekanan pada gerakan tangan dan kaki yang kuat.
Caranya, paha digerakkan ke depan atas hingga posisi horizontal.
|
8
|
Lompatan
menjadi lemah dan pendek setelah fase berjingkat dan melangkah.
|
Berlatih
urutan berjingkat dan melangkah, dengan menggunakan run-up pendek. Tekankan
pada kesinambungan kecepatan horizontal.
|
E. Susunan Organisasi Perlombaan
Susunannya
terdiri dari :
-
Manajer Perlombaan
-
Sekretaris Perlombaan
-
Manajer Tehnik Perlombaan
-
Juri Pencatat
-
Juri Ukur
-
Juri Penyiar
-
Bagian Keamanan
-
Bagian Medis
F. Tugas dan Fungsi pengurus Organisasi Perlombaan
dalam Perwasitan
1.
Manajer Perlombaan
Bertugas
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perlombaan yang betul, tertib, dan
lancer. Dan dia wajib mengecek bahwa semua petugas telah lapor kehadirannya
untuk bertugas, atau menunjuk pengganti bila perlu, dan bekerja sama dengan
pihak keamanan untuk mengatur orang yang diberi wewenang saja boleh masuk
arena.
2.
Sekretaris Perlombaan
Bertugas bertanggung jawab atas terselenggaranya
rapat-rapat panitia pelaksana dan menyusun notulen/hasil catatan hasil rapat
yang berhubungan dengan perlombaan yang dimaksud. Dan bertanggung jawab
mengatur dan mengurusi seluruh urusan, adminitsrasi, menerima dan melakukan
korespondensi penting yang berhubungan dengan perlombaan.
3.
Manajer Tehnik Perlombaan
Bertugas
bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana perlombaan yang sesuai dengan
peraturan IAAF/PASI, serta kartu hasil lomba dipersiapkannya.
4. Juri
Pencatat
Bertugas
mengisi atau menyempurnakan isi dari formulir perlombaan secepatnya, kemudian
ditandatangani oleh wasit.
5. Juri
Ukur
Bertugas
mengukur jarak lompatan yang dilakukan oleh para atlit.
6. Juri
penyiar
Bertugas
mengumumkan nama dan nomer dada peserta yang berlomba dalam tiap event kepada
penonton.
7. Bagian
Medis
Bertugas
menjamin tersedianya sarana dan prasana medis untuk pengujian medis, pengobatan
dan pelayanan kesehatan darurat di tempat perlombaan sehingga perawatan atlit memadai.
8. Bagian
Keamanan
Bagian
keamanan ini harus dapat menguasai/mengawasi keamanan diseluruh arena lomba dan
harus melarang setiap orang selain petugas/official, para atlit peserta yang
berkumpul untuk berlomba, untuk memasuki dan tinggal diarena perlombaan.
G. Cara Mengukur Lompatan pada
Lompat Jangkit
Pada lompat jangkit pengukuran sebetulnya sama
dengan pengukuran pada loncat jauh. Pengukuran dilakukan oleh juri pengukur
yang biasanya berjumlah 2 (dua) orang. Pengukuran akan dilakukan apabila lompatan
tersebut dinyatakan syah. Pengukuran lompatan diambil dari balok ujung balok
tumpu yang terdekat dengan bak pasir, sampai pada tanda awal pendaratan. Bila
pelompat berjalan mundur seusai melakukan lompatan maka yang diukur adalah
jarak ketika atlet tersebut mundur. Oleh karena itu ketika seusai meloncat maka
atlet harus berjalan maju. Pada pengukuran ini diusahakan untuk seteliti
mungkin sebab selisih satu cm saja akan berpengaruh. Selain itu alat yang
digunakan untuk mengukur juga harus sama ( hanya ada satu alat ukur). Hasil
lompatan akan dicatat oleh pencatat hasil perlombaan.
Penentuan pemenang lompat jangkit bila kita lihat
memanglah mudah karena ditentukan oleh lompatan yang paling jauh. Sebetulnya
tidak demikian sebab ada beberapa prosedur yang harus dilalui oleh atlet,
seperti tes doping. Bila didalam sebuah perlombaan ada nilai yang sama maka
untuk menentukan juara maka harus diberikan kesempatan pada kedua peserta
tersebut untuk melakukan lompatan lagi. Dan bila masih sama maka dilihat dari prestasi
atlet sebelumnya, dan bila masih sama baru diadakan undian.
H. Permainan Untuk Melatih Teknik Dasar Lompat
Jangkit
Selain faktor fisik, terutama kekuatan otot-otot
tungkai yang sangat berpengaruh terhadap prestasi lompat jangkit Indonesia,
faktor teknik merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam
menghasilkan jarak lompatan. Pengamatan di lapangan menunjukkan masih ada
beberapa pelompat yang menampilkan teknik yang kurang baik. Gambaran itu
misalnya menyangkut presentase selama fase hop, step, dan jump yang kurang
baik, sehingga masih nampak adanya atlet yang tidak sampai mendarat ke bak
lompat. Meskipun para pelompat jangkit dunia berbeda dalam tinggi badan, berat
badan, dan kekuatan, kecepatan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah sama,
dari mulai awalan (run-up), hop, step, dan jump, dimana para atlet dunia
memperlihatkan aplikasi gaya (kekuatan) dengan baik, sehingga gerakannya nampak
indah.
Efisiensi gerak ini memperlihatkan bahwa
para pelompat dunia menggunakan teknik lompatan yang baik, aksinya benar-benar
efektif. Di luar dari perbedaan-perbedaan minor tersebut, sebenarnya para atlet
lompat jangkit dunia menggunakan teknik yang superior yang didasarkan pada
penggunaan prinsip-prinsip mekanika
terbaik yang mengendalikan gerak manusia (human movement). Oleh karenanya,
dalam mengembangkan teknik melompat anak dapat melalui permainan-permainan yang
menyenangkan seperti permainan-permainan berikut ini :
1. Lompat
Segitiga
Cara
melalukan :
a. Bagi
anak menjadi 2 kelompok
b. Tiap kelompok
dibagi mnejadi 3 grup.
c. Tiap
grup menempati posisi A,B dan C.
d.
dimulai dari grup A. Grup A melompati rintangan (kardus) ke B kemuian menyentuh
tangan teman satu kelompok
e.
lakukan seperti no.4 secara terus menerus dari A ke B ke C kembali ke A lagi
dan seterusnya hingga semua anak selesai melakukan.
f.
kelompok yang semua anggotanya selesai melakukan telebih dahulu yang manjadi
pemenang.
Tujuan
dari permainan ini adalah untuk melatih kekuatan otot tungkai anak, melatih
kebiasaannya melompat dengan satu kaki.
2. Lompat
& Sujud
Cara
Melakukan :
a. bagi
rata anak menjadi 2/3 kelompok.
b. tiap
kelompok berbaris ke belakang dengan jarak 1meter.
c. Semua
anak sujud seperti gambar di atas.
d. anak yang paling belakang melompati teman
yang ada didepannya secara terus menerus.
e.
setelah melewati anak terdepan, beri jarak 1 meter kemudian sujud kembali.
f.
lakukan secara berkelanjutan hingga anak yang terakhir melompat.
Tujuan
permainan ini untuk melatih kekuatan otot tungkai anak, melatih konsentrasi dan
kersasama tim.
3. Lompat
Susun
Cara
Melakukan :
a. buat
tanda pada lapangan dengan jarak tiap tanda 1 meter atau lebih.
b. bagi
rata anak menjadi beberapa kelompok.
c. tiap
kelompok berbaris rapi ke belakang
d. tiap
anak memegang kun-kun .
e. anak
yang paling depan berlari ke titik pertama kemudian menaruh kun yang ia pegang.
f.
kemudian anak melompati titik-titik yang ada di depannya hingga kunkun terakhir
gemudian kembali ke posisi awal dengan berlari.
h.
setelah anak pertama sampai dan
menyentuh anak kedua, anak kedua melanjutkan engan melompati titik
pertama dan menaruh kun di titik 2.
i.
Lakukan terus hingga anak terakhir.
j. Kelompok yang seluruh anggotanya paling awal
habis, maka ia pemenangnya.
4. Sprint
dan Lompat
Cara
melakukan :
a. bagi
anak menjadi 2 kelompok
b. kelompok 1 lari dari A melompati rintangan
menuju B kemudian lompati rintangan hingga ke C kemudian kembali ke A
c. kelompok 2 melakukan hal yang sama tetapi dengan
arah berbeda dari D ke C ke Bdkemudian kembali ke A lagi.
d.
lakukan secara bergantian hingga semua anak selesai melakukan.
e.
kelompok yang anggotanya selesai terlebih dahulu maka dia yang menang.
5. Lompat
+ + (Plus-Plus)
Cara
melakukan :
a. bagi
anak menjadi 3 kelompok.
b.
kompetisi dilakukan dengan tiap kelompok melakukan lompatan secara bergiliran.
c. jika melewati kunkun yang pertama maka poinnya
1, jika melewati kunkun yang kedua maka poinnya 2, dst.
d.
jumlahkan poin tiap anggota kelompok .
e.
kemudian lanjut ke kelompok lain yang melakukan lompatan.
f.
setelah semua selasai di jumlah, hitung poin yang tertinggi milik kelompok yang
mana.
g.
kelompok yang memperoleh poin terbanyak maka itulah yang menang.
I. Pembelajaran Teknik Lompat
Jangkit
1)
pembelajaran persiapan lompat jangkit
Tujuan
utama latihan persiapan khusus lompat jangkit adalah ;
a.
memelihara pendaratan aktif (menolak kembali) setelah melakukan lompatan:
b.
memelihara keseimbangan dan kecepatan horizontal melalui beberapa lompatan yang
dilakukan secara berturut-turut.
Bentuk-bentuk latihan untuk memelihara kemampuan
itu antara lain adalah latihan pliometrik, yang bentuknya misalnya : jingkat,
lompat dan kombinasi antara keduanya. Dalam hal ini semua bentuk latihan
persiapan khusus lompat jauh dapat juga digunakan sebagai bentuk latihan
persiapan khusus lompat jangkit. Ditambah beberapa bentuk latihan persiapan
khusus lompat jangkit lainnya, antara lain sebagai berikut:
a. lompat
maupun jingkat dari box ke box;
b.
jingkat melewati beberapa rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang
dan usahakan agar melewati
rintangan-rintangan tersebut kecepatannya tidak menurun;
c. lompat
melewati beberapa rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang, jarak
rintangan diatur hingga menjadi lebih panjang. Usahakan agar kecepatan tidak
menurun.
d.
lompat-lompat dengan dua kaki bersamaan tanpa awalan;
e.
latihan jingkat, langkah, dan lompat dengan jarak hasil ketiga lompatan
tersebut makin ditingkatkan.
2)
pembelajaran teknik lompat jangkit secara umum.
Tujuan
utama pembelajaran teknik lompat jangkit ini adalah :
a.
pelompat dapat melakukan urutan gerak lompat jangkit;
b.
pelompat dapat melakukan irama gerak lompat jangkit;
c.
pelompat dapat melakukan lompatan yang cukup jauh dari awalan yang pendek tanpa
usaha maksimal.
Beberapa
bentuk latihan yang dapat digunakan untuk memperoleh tujuan tersebut diatas
antara lain sebagai berikut :
a.
lakukan lompat jangkit dengan jarak pendek dan dengan awalan berjalan. Tujuan
latihan ini untuk emnguasai gerakan lompat jangkit dengan iramanya.
Penekanannya pada ayunan kaki dan irama;
b.
lakukan latihan a di atas, dengan gerakn awalan yang lebih cepat antara lima
sampai enam langkah. Tujuan latihan ini adalah untuk mempelajari gerak lompat
jangkit pada kecepatan yang lebih tinggi. penekanannya pada perbandingan jarak
pada setiap lompatan;
c.
lakukan lompat jangkit dengan menggunakan tanda untuk setiap lompatan (hop,step
dan jump), dengan awalan enam sampai delapan langkah. Tujuan latihan ini ialah
agar pelompat menggunakan kekuatan tungkainya semaksimal mungkin, khususnya
pada waktu step dan jump. Penekanannya pada pendaratan dan tolakan yang aktif
pada waktu step;
d.
lakukan lompat jangkit dengan tempat menolak untuk jingkat (hop) yang lebih
tinggi. tujuan latihan ini untuk meningkatkan kemampuan menolak pada waktu
langkah (step);
e.
lakukan latihan d di atas, tetapi tempatmenolak untuk lompat (jump)
ditinggikan. Tujuan latihan ini sama seperti latihan di atas;
f.
lakukan latihan di atas, tetapi tahap langkah (step) melewati rintangan. Tujuan
latihan ini sama seperti latihan di atas;
g.
lakukan lompat jangkit dengan lompatannya (jump) melewati rintangan. Tujuan
latihan ini untuk meningkatkan kemampuan menolak mengangkat lutut kaki ayunan setinggi-tingginya
pada tahap lompat (jump);
h.
lakukan lompat jangkit dengan mendarat pada matras. Tujuan latihan ini sama
seperti latihan di atas.
3)
Bentuk-bentuk pembelajaran teknik lompat jangkit.
a.
Latihan lompat dengan satu kaki
cara
melakukan :
-
bagi anak menjadi beberapa kelompok kemudian kelompok tersebut dibagi menjadi 2
(A dan B) saling berhadapan.
- kelompok A dan B secara bergantian
melakukan lompatan dengan satu kaki (kiri/kanan).
- lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali.
tujuan latihan
ini :
- untuk meningkatkan tenaga melompat
terutama pada saat hop ke step.
b.
Latihan lompat dengan dua kaki.
cara
melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok
kemudian kelompok tersebut dibagi menjadi 2 (A dan B) saling berhadapan.
- kelompok A dan B secara bergantian
melakukan lompatan dengan dua kaki secara bersamaan.
- lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali
pengulangan.
tujuan :
- melatih keseimbangan pada saat melompat
dan mendarat.
c.
Latihan melompat dengan satu kaki “tinggi” secara bergantian.
cara
melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok
menghadap ke arah yang sama
- lakukan lompatan tinggi dengan satu kaki
secara bergantian.
- lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali
pengulangan.
tujuan :
- melatih power tungkai.
d.
Latihan melompat dengan satu kaki “jauh ke depan” secara bergantian.
cara
melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok
menghadap ke arah yang sama
- lakukan lompatan jauh ke depan dengan
satu kaki secara bergantian.
- lakukan sejauh 15meter sebanyak 2kali
pengulangan.
tujuan :
- melatih jangkauan lompatan kaki pada saat
melompat.
e.
Latihan kontrol langkah kemudian lompat.
cara
melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok
menghadap ke arah yang sama
- lakukan gerakan kaki secara bergantian
seperti langkah kijang tapi pelan sejauh 10 meter kemudian lompat dengan satu
kaki.
- mendarat dengan 2 kaki
- lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
- melatih kontrol langkah agar tepat dalam
mengambil ketususan dalam melakukan lompatan lompat jangkit.
f. Sprint
dan Jump
cara
melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok
menghadap ke arah yang sama
- lakukan sprint sejauh 10 meter kemudian
lompat dengan satu kaki.
- mendarat dengan 2 kaki
- lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
- melatih ketepatan pada fase hop setelah
sprint.
g.
Latihan hop, step, dan jump
cara
melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok
menghadap ke arah yang sama
- lakukan hop,step,dan jump secara
berkelanjutan sebanyak 2kali urutan.
- mendarat dengan 2 kaki
- lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
- melatih penguasaan teknik hop, step,
jump secara berkelanjutan.
h. Lari
kemudian hop, step, and jump.
cara
melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok
menghadap ke arah yang sama.
- lakukan lari dengan kecepatan sedang
kemudian hop,step,dan jump secara berkelanjutan sebanyak 2kali urutan.
- mendarat dengan 2 kaki.
-
lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
- menguasai teknik lompat jangit secara
keseluruhan .
J. Ukuran lapangan lompat jangkit
Ukuran untuk Lapangan dari awal lari sampai balok
tumpuan ± 45m, dari balok tumpuan sampai bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang
10m, lebar 2,75m. kedalaman bak lompat ± 10-20cm.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Istilah
“Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau
“Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri
dari lima nomor.
Di abad XIX merupakan masa
menggeloranya kembali semangat berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk
berkembangnya olahraga Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai
terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan
diselenggarakan.
Pengertian
lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan tiga kali yaitu jingkat
(hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat-lompat-lompat. Yang memiliki
tiga ciri-ciri diantaranya adalah ciri-ciri pelompat datar, ciri-ciri pelompat
terjal, ciri-ciri pelompat alamiah. Serta teknik yang dasar yang perlu
dipelajari adalah ancang-ancang, jingkat, langkah, lompat dan mendarat.
Puji syukur prnulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan rahmat yang
dilimpahkan-Nya sehingga penyusun memperoleh kesempatan untuk menyelesaikan
tugas makalah olahraga yang berjudul “Lompat Jangkit”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurna , namn berkat rahmat dan
izin dari tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai pihak, makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati serta melalui kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun juga mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya pada
makalah-makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini penyusun buat
dengan harapan dapat menjadi acuan untuk proses belajar-mengajar di perguruan
tinggi dan semoga makalah ini juga bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
No comments:
Post a Comment