Showing posts with label MAKALAH BAHASA ALAY. Show all posts
Showing posts with label MAKALAH BAHASA ALAY. Show all posts

Sunday, February 23, 2020

MAKALAH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN BAHASA ALAY


MAKALAH
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN BAHASA ALAY



Moderator        : Jelita Novia
Penyaji            : Depti Juwita
Notulen            : Putri
Penjawab         : 1. Danuk
  2. Kolis
  3. Ita
Kelas               : X AKL 2







SMK NEGERI 1 JATI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas sekolah dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN BAHASA ALAY”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Jati, 04 Februari 2020
Penulis















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Alay berasal dari kata Anak Layangan. Bahasa Alay bisa dikatakan bahasa kampungan, karena memang bahasa tersebut sungguh-sungguh tidak mengenal etika berbahasa dan biasanya yang bermain layangan adalah anak-anak kampung (orang kota juga sering, namun kota pinggiran). Apabila kalangan remaja mengunakan bahasa Alay secara tidak langsung telah melecehkan lawan bicara mereka baik secara tulisan  ataupun lisan Pada umumnya bahasa alay lebih  nampak dalam bentuk tulisan.
Alay, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak kelayapan yang menghubungkannya dengananak Jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling santera adalah anak layangan. Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yang sok  keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum.Konon asal usulnya, alay diartikan “anak kampong” karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan.
Salah satu cirri dari alay tersebut adalah tulisannya yang aneh dan di luar nalar serta akal sehat. Di sini Penulis akan mengklasifikasikan alay-alay kebeberapa tingkatan atau strata menurut dari tulisan mereka (di sini saya bukan mau membahas alay dari wajah atau penampilannya, wajah adalah pemberian dari Tuhan yang merupakan anugerah untuk manusia. Kalau tulisan emang biasanya dibuat oleh para alay itu sendiri).
Tulisan gaya alay biasa dengan mudah ditemukan diblog dan forum di internet. Semua kata dan kalimat ‘dijungkir balikkan’ begitu saja dengan memadukan huruf dan angka.Penulisan gaya alay atau anak lebay tidak membutuhkan standar baku atau panduan khusus, semua dilakukan suka-suka dan bebas saja.Sepertinya inilah tren generasi alay.
Berikut adalah pengertian alay menurut beberapa ahli (WahyuAdi Putra Ginting2010):
Menurut definisi Koentjara Ningrat, Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah   gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya. Diharapkan sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar.
Bahasa alay dalam jejaring sosial
Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan yang menghubungkannya dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling terkenal adalah Anak layangan.Dominannya,istilah ini menggambarkan anak yang menganggap dirinya keren secara gaya busananya.
Pesatnya perkembangan  teknologi dizaman modern ini ,penggunaan jejaring sosial lewat internet ini banyak diminati kalangan remaja. Jumlah pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya genersai muda Indonesia dengan dunia maya tersebut. Munculnya bahasa Alay juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis.
Akan tetapi, munculnya bahasa Alay juga merupakan sinyal ancaman yangsangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Dalam ilmu linguistik memang dikenal adanya beragam-ragam bahasa baku dan tidak baku. Bahasa baku biasnya digunakan dalm acara-acara yang kurang formal. Akan tetapi bahasa Alay merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini sudah sangat tidak mnegindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka (Misbakhul Munir, Guru SD Al-Azhar Syifa Budi, Solo). Secara garis besar, mungkin karena salah pergaulan, maka yang merupakan ciri-ciri alay adalah sebagai berikut.
1. Pada account facebook atau friendster, bagi yang cewek di album fotonya memajang cowok-cowok ganteng meskipun tidak kenal supaya dianggap cantik dan gaul. Untuk yang cowok, majang foto cewek semua walau tidak kenal agar disangka cowok ganteng.
2. Suka ngirim ‘status’ tidak jelas di yahoo, Friendster ataufacebook :”akkoonlenndhdcnniih” ato “ayokk perang cummendh cmmasa iia”
3. Menganggap dirinya eksis di Friendster atau Facebook atau Multiply (kalau comments banyak berarti anak gaul, menjadi lomba banyak-banyakan comment)
4. Kalau ada org yang hanya melihat profil user di jejaring sosial,lalu mengirim testimonial: “hey cuman view nih?” ataau “heey jgn cuman view doang,add dong!
6. Nama profil jejaring social mengagung-agungkan diria sendiri, seperti: pRinceSscuTez, sHaluccU, cAntieqq, dan lain-lain.
Dari ciri-ciri diatas,dapat diketahui bahwa bahasa alay sudah berkembang pesat dijejaring sosial terutama facebook dan twitter.
Bahasa alay dalam jejaring sosial yang marak dikalangan remaja
Bahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan (KBBI, 2008: 116). Bahasa gaul identik dengan bahasa percakapan (lisan). Bahasa gaul muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan teknologi komunikasi dan situs-situs jejaring social. Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).
Menurut Owen (dalam Papalia: 2004) remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metafora, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul.
Di samping merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif, munculnya penggunaan bahasa gaul juga merupakan ciri dari perkembangan psikososial remaja.
Menurut Erikson (1968), remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominan terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa.

B. Tujuan
1. Peserta didik dapat mengetahui pengertian bahasa alay di media social
2. Peserta didik dapat mengetahui penggunaan bahasa alay di media sosial
2. Peserta didik dapat mengetahui dampak bahasa alay di media sosial
3. Peserta didik dapat mengetahui contoh bahasa alay media sosial

























BAB II
PEMBAHASAN

A. Penggunaan bahasa alay di media sosial
Penggunaan bahasa di dunia maya dan jejaring sosial inilah yang patut mendapat perhatian para praktisi dan pemerhati bahasa. Apalagi di tengah kemunculan fenomena “bahasa alay” yang makin merasuk di kalangan remaja. Dukungan kecanggihan teknologi telah menjadikan bahasa dalam segala bentuknya mengalami kemajuan varian yang sangat pesat. Bagaimana tidak? Fakta bahwa pengguna internet di Indonesia hingga tahun 2012 ini telah mencapai 63 juta orang (Okezone, 12 Desember 2012) atau naik 300% dalam 5 tahun terakhir. Kondisi ini diperkuat dengan adanya 29 juta orang meng-akses internet secara mobile sebagai tanda tingkat produktivitas pemakaian bahasa pemakainya. Proyeksi ini akan terus berkembang hingga mencapai 80 juta orang pada tahun 2014. Di sisi lain, data Kominfo April 2012 menyebutkan jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia juga sangat besar. Setidaknya tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna Facebook dan sebanyak 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia. Kondisi ini bertolak belakang dengan kenyataan adanya 15 bahasa daerah yang sudah punah dan 139 bahasa daerah yang terancam punah dari 726 bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Perkembangan teknologi begitu cepat dan dahsyat, manusia selalu mencari cara berkomunikasi yang cepat, murah dan praktis. Hanya dalam hitungan detik, kita dapat terhubung ke seluruh penjuru dunia tanpa batas ruang dan waktu. Inilah yang dinamakan dunia maya. Kita dapat dengan mudah beranjang sana kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun asalkan memiliki dukungan teknologi yang dibutuhkan dan terkoneksi ke berbagai penjuru dunia tersebut. Jika saja teknologi mampu “bergerak cepat”, bagaimana bahasa mengantisipasinya?
Berlatar pada kondisi itulah, kita perlu berdiskusi dan menentukan sikap terhadap fenomena bahasa pada dunia maya dan jejaring sosial yang semakin mengglobal. Bagaimana kita memandang bahasa pada dunia maya dan jejaring sosial; ancaman atau peluang?
Bahasa Indonesia adalah salah satu aset penting bangsa Indonesia. Kenapa? Karena Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa resmi yang membantu berbagai suku di Indonesia untuk berkomunikasi secara baik (Mustakim, 1994 : 2). Namun Bahasa Indonesia hari ini menghadapi tantangan yang berat seiring intervensi dan realitas penggunaan bahasa pada dunia maya atau jejaring sosial yang bertolak belakang dengan prinsip penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 
            Apalagi bahasa pada dunia maya atau jejaring sosial semakin mendapat tempat di kalangan anak muda. Sebut saja, fenomena “bahasa alay” yang benar-benar sudah menjadi bahasa favorit mereka daripada Bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini terjadi karena anak muda sekarang membutuhkan pengakuan akan eksistensi mereka. Mereka hampir tidak punya ruang untuk mewujudkan eksistensi mereka. Jadi, anak muda yang tidak memakai bahasa alay maka tidak disebut anak gaul, dan status sosial seseoranglah yang paling mempengaruhi penggunaan bahasa itu sendiri (Meyerhofff, 2006:108).
           Saat ini kata ciyus, miapah, dan cemungudh sudah semakin populer. Kata-kata alay atau gaul ini juga sangat populer di dunia maya khususnya di situs jejaring sosial. Tapi, apa sih yang menyebabkan kata ciyus miapah jadi populer?
Menurut pengamat bahasa dari Universitas Diponegoro Semarang, Mujid Farihul Amin, ada dua penyebab kata gaul itu jadi populer. Penyebab pertamanya adalah karena keberadaan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.
“Komunikasi di sosial media yang bebas jadi penyebab munculnya ragam bahasa alay ini,” kata Mujid seperti dikutip dari Tempo.
Di sosial media, jelas Mujid, penggunaan bahasa tidak terikat pada suatu peraturan. Itulah sebabnya anak muda banyak berkreasi dengan bahasa sehingga muncul kata alay. Semakin banyak orang yang penasaran dengan artinya, maka semakin banyak yang menggunakan kata alay ini. Itulah penyebab kata ciyus, miapah, dan kata alay lainnya menjadi populer. Ternyata, sosial media memiliki peran yang sangat besar dalam merubah budaya berbahasa seseorang termasuk bahasa alay.
B. Bagaimana tanggapan masyarakat tehadap bahasa alay yang marak dalam jejaring sosial  dikalangan remaja ?
Penggunaan bahasa alay akhir-akhir ini, tentu saja mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan bahasa tersebut tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar Penggunaan bahasa alay dalam jejaring sosial  mempunyai pengaruh negatif  apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara nyata. Walaupun istilah alay ini sudah dikenal di masyarakat luas dengan arti “orang norak”, tetapi hingga saat ini bahasa alay tersebut masih banyak digunakan oleh para remaja untuk menulis dalam facebook atau twitter. Beberapa kata yang sering dijumpai dalam “status” para pengguna jejaring sosial, misalnya, kata gue. Kini, untuk menyatakan kata saya para penutur bahasa gaul juga menggunakan kata saiia, aq, q, ak, gw, gua, w, akoh, aqoh, aqu, dan ane. Kemudian, kata Lo atau Lu sama seperti kata gue. Kini, untuk menyatakan kamu penutur bahasa gaul juga menggunakan lw, elu, elo, dan ente.
Hal ini dikarenakan oleh beberapa penyebab antara lain sebagai berikut ini :
1.Masyarakat Indonesia kurang mengenal bahasa baku yang baik dan benar.
2. Kurangnya masyarakat Indonesia  dalam memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3. Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Jika hal ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan remaja . Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa. Untuk itulah, kita sebagai generasi muda, harus cermat dalam memilih serta mengikuti trend yang ada. Salah satu masyarakat mengungkapkan bahwa Janganlah bahasa tersebut  sampai merusak budaya bahasa kita sendiri dengan keberadaan bahasa alay didalam jejaring sosial. Sehingga perlu diwaspadai kepada para masyarakat terutama orang tua untuk slalu mengawasi anak-anak mereka terutama para remaja yang lagi pada gila facebook atau twitter ,agar memperingatkan kepada anaknya untuk tidak mengunakan bahasa alay dalam situasi formal karena nanti akan mempengaruhi keberadaan bahasa indonesia yang cenderung kurang baik dan benar.Sebaiknya bahasa alay digunakan pada situasi  yang tidak formal ,hal itu mungkin bisa ditoleransi asal tidak merusak tata bahasa indonesia.

C. Bahasa dunia maya dan jejaring sosial
Satu hal yang pasti dalambahasa dunia maya dan jejaring sosial adalah adanyaperalihan dari komunikasi lisan menjadi komunikasi tulisan.Hal ini terjadi karenadilakukan melalui internet.Cara berkomunikasi ini yangmendorongterjadinyaeksplorasiuntukmemperkaya bahasa tulisyang dipakai, termasuk penggunaanemotikonsebagai simbolekspresi tertentu.Dari segi sifatnya, bahasa dunia maya biasanya terjadi pada pemakai bahasa yangsudah saling kenal, meskipunberada di ruang publik.
Penggunaan singkatan-singkatan yang umum,seperti km dan u untuk ’kamu’ atau ’Anda’; thx atau tks untuk ’terima kasih’; gpp untuk ’tidak apa-apa’; ce untuk ’cewek’; co untuk ’cowok’,menjadi contoh adanya konsensus atau kedekatan emosional di antara pemakainya.
Bahasa dunia maya dan jejaring sosial telah menjadi realitas. Dalam konteks berbahasa, kita hanya perlu mencermati beberapa ciri bahasa pada dunia maya dan jejaring sosial, antara lain:
1. Adanya sisipan istilah atau kosakata bahasa Inggrisyangdigunakan dalam konstruksi kalimat bahasa Indonesia, seperti:installblogginggoogling, dan sebagainya).
2. Adanyasingkatanpadasebagian besar konstruksi kalimat yang digunakan, seperti: met pagi, pa kbr?
3. Kalimat yang digunakan relatif lebih singkat dan cenderung tidak lengkap.
4. Dihiasi dengan beragam bentuk emotikonsebagai simbolekspresi wajah,di samping untukmenghadirkan nuansa emosi dalam komunikasi tulisan.
5. Disisipi dengan kosakata khas penyedia layanan tertentu di internet, seperti facebook, Google, Yahoo!, friendster, Wikipedia, dan lain-lain.
6. Tulisanmencampuradukan huruf besar,huruf kecil,angka,danemotikon.
7. Tulisan sering ditambahkanhuruf yangtidakperlu dan tidakpenting.
8. Tidak ada pola bakuyangditerapkan dalam penulisan bahasadunia maya dan jejaring sosial.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, bahasa dunia maya dan jejaring sosial dalam bentukkosakata, ejaan, atau singkatan pada dasarnya dapat dengan mudah dikreasikan oleh siapapun.Bahasa “gaya maya dan alay”telah menjadi bahasa pemersatu pergaulankalangan anak muda danremaja saat ini.Karena sifatnya yang santai, bahasa dunia maya dan jejarimg sosial perlu dikawal agar tidak merambah ke aktivitas komunikasi dan berbahasa yang bersifat formal. Inilah sikap penting yang harus dijunjung setiap pemakai bahasa.



D. Contoh bahasa alay
contoh “bahasa alay”dalam status Facebook seorang anak muda:
·haii, namaq aiiu (Ayu), quwtinggal dii dkeeet mumphunk (mampang) quw niie tmenndna kakag kaoo sii mhilaa, lam knall ya, oiyawh, aq single lowh. kaloo kmuu minadd maoo xmxx aq, xmx quuw jaa dii 0816xxxxxx, quwwtunggu yaachh !! aiiu-chann. XoXoo !
·beiibbhskuw chayaanx!kuuw chaiang kalii ma kmuuwh, cnenxz beuudh niiy arii bsaa ktmuuw kmuwhh!!!!cmogaaaqtaabsaaslamanaaablsamaaa…..nathaacwamiikuwww-loubhechaaaduuds..20072009tilltheendophtaimm..lophelophe phorepherr.
Sungguh tidak mudah untuk memahami bahasa di atas. Namun apabila dikaji, tampak sudah ada kesepahaman dalam penggunaan kombinasi huruf dan angka untuk merujuk pada kata tertentu yang dimaksudkan. Tentu, kesepahaman ini tidak membutuhkan “Kongres Bahasa Alay” tetapi cukup dengan saling belajar dan meniru melalui sms dan media sosial lainnya.
Kita juga patut bersyukur generasi alay ini belum muncul saat perumusan Sumpah Pemuda tahun 1928. Bayangkan, jika generasi alay diberi mandat membuat teks Sumpah Pemuda maka kalimat-kalimat yang dihasilkan seperti berikut ini:
Smph PMd4K54tu:kaM1p03tR4d4n p03tr11ndn35i4m3n64qubrt0mP4H d4Rh j4N6 54t03, t4n4h A1r 1ndn35i4Kdw4:kaM1p03tR4 d4n p03tr1 1ndon35i4m3n64qubrBngs4j4ng54t03 B4n6541ndn35i4KTi64:kaM1p03tR4 d4n p03tr1 1ndon35i4 m3n64qu m3njUnj0En6 b4h454 pr54tU4nb4h45a1ndon35i4

Hal yang menarik dari fenomena “bahasa alay” adalahsalah satu lembaga survey besar diIndonesia menyatakan bahwa penggunaan "bahasa alay" dalam marketing produk, membuat para remaja tertantang untuk membacanya dan 83% dari mereka akhirnya tertarik dan memutuskan untuk membelinya! Promosi memakai bahasa alay = kenaikan penjualan, sungguh dampak yang luar biasa!Ciyusss?Enelan .....Miapah, begitulah kata-kata bahasa dunia maya dan jejaring sosial yangsedang menjadi tren saat ini.Ada yang benar-benar benci dengan bahasa tersebut, ada yang apatis, ada yang senang-senang saja.
E. Dampak Bahasa Alay
Dampak positifnya :
Dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih creative. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atauinovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi, tepat, media dan komunikan yang tepat juga.
Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Alay itu adalah seni. Dengan mengkombinasikan antara huruf dan angka, setidaknya membuat orang lain untuk lebih mencermati bahwa kombinasi itu bisa di baca. Atau mungkin juga bisa jadi sebuah simbol atau kode rahasia.
Dampak negatifnya
Penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa Alay.
Karena, bahasa Alay tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa Alay. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa Alay sebagai komunikasi. Maka sebaiknya bahasa-bahasa Alaydigunakan pada tempat, situasi dan forum yang tepat.
Bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alaytersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.





























BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata bahasa indonesia pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai kreativitas . Jika mereka tidak menggunakannya, mereka takut dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Salah satu dari penyimpangan bahasa tersebut diantaranya adalah digunakannya bahasa Alay. Sehingga banyak aspek yang harus segera diperbaiki dan dibenahi.
Bahasa Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah masyarakat Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Menurut Pak Sahala, “Tiap generasi atau masa selalu muncul bahasa sandi yang berlaku dalam suatu komunitas kecil atau besar. Bahasa sandi suatu komunitas bisa berumur pendek, tetapi bisa juga berumur panjang.”

B.  Saran
Sebaiknya bahasa Alay dipergunakan pada situasi yang tidak formal seperti ketika kita sedang berbicara dengan teman. Atau  pada komunitas yang mengerti dengan sandi bahasa Alay tersebut. Kita boleh menggunakannya, akan tetapi jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan dan lambang dari identitas nasional, yang kedudukannya tercantum dalam Sumpah Pemuda dan UUD 1945 Pasal 36 sebagai bahasa Pesatuan bahasa Indonesia.
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman. Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga serta dilestarikan.
C. Kritik
Menggunakan bahasa alay dalam pergaulan sehari-hari (ruang informal) sah-sah saja. Tapi yang menjadi masalah, penggunaan bahasa gaul kerap kali dibawa ke dalam forum resmi. Seperti saat menulis makalah, atau saat mepresentasikan sesuatu dalam forum resmi.  Kita harus dapat memilah kapan menggunakan bahasa gaul dan kapan menggunakan bahasa Indonesia yang susuai kaidah.



DAFTAR PUSTAKA


kumpulan makalah

Makalah Ungguh - Ungguh

  PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA DI SEKOLAH DASAR Marnoto     A.     Pendahuluan   Pada dasarnya orang Jawa ingin selal...