Thursday, February 27, 2020

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan


Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Begitulah kira kira isi dari Sumpah Pemuda yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928. Untuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini, Zenius akan membahas mengapa bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan sesuai dengan isi Sumpah Pemuda. Bicara soal isi dari Sumpah Pemuda, berarti kita berbicara tentang hasil kesimpulan dari Kongres Pemuda II yang menegaskan bahwa para pemuda dari berbagai daerah di seluruh Nusantara bersumpah untuk bersatu atas nama tanah air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan memiliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Momentum ini seolah-olah menjadi simbol berdirinya sebuah ikatan emosional yang sakral di antara puluhan suku bangsa, dimana setiap perwakilan dari masyarakat seluruh Nusantara “melepaskan” identitas kedaerahan mereka masing-masing, untuk berjanji akan bersatu dan berjuang bersama atas nama identitas kebangsaan baru, yaitu bangsa Indonesia.
Lantas, mengapa Bahasa Indonesia (Melayu Modern) menjadi bahasa persatuan?
1.       Bahasa Melayu adalah LinguaFrancaLingua Franca atau bisa juga disebut bridge language adalah sebuah bahasa yang secara sistematik digunakan untuk sarana komunikasi antara pihak-pihak yang tidak memiliki kesamaan bahasa. Selama ribuan tahun dari era Dinasti Sailendra, bahasa Melayu mulai menggeser bahasa Sanskerta dan menjadi LinguaFranca di Asia Tenggara, khususnya di semenanjung Malaya dan sepanjang kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu modern telah menjadi bahasa pemersatu perdagangan di hampir seluruh pelosok Nusantara selama ribuan tahun. Dalam hal ini, peran saudagar perdagangan sangatlah besar dalam persebaran bahasa Melayu dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali bahkan sampai Ambon, Ternate, dan pesisir barat Pulau Papua.
2.      Prinsip bahasa pemersatu. Walaupun bahasa Melayu adalah Lingua Franca, tapi bahasa Melayu bukanlah bahasa mayoritas penduduk Nusantara. Pada saat itu, bahasa dengan penutur terbanyak adalah bahasa Jawa, yang secara demografis digunakan oleh hampir separuh populasi. Lantas, mengapa bukan Bahasa Jawa saja yang menjadi Lingua Franca? Ini dikarenakan para perintis perjuangan Indonesia sudah menyadari, bahwa prinsip untuk mempersatukan keanekaragaman bukanlah sesederhana mengikuti mayoritas. Para konseptor Sumpah Pemuda pada saat itu lebih memilih menggunakan bahasa yang sudah meluas, yang diketahui dan digunakan dari ujung barat hingga ujung timur kepulauan Nusantara yang tanpa disadari selama ratusan tahun terakhir telah menjadi pengikat tali perdagangan antar berbagai suku bangsa di seluruh Nusantara.
3.      Prinsip egalitarian atau kesetaraan yang diperjuangkan para tokoh nasional. Dalam bahasa Jawa ada tingkatan bahasa berdasarkan kesopanan seperti Ngaka (ngoko), Madya, Krama (kromo inggil), yang memiliki perbedaan kosakata serta tata bahasa. Apabila pada saat itu bahasa Jawa yang dipilih menjadi bahasa persatuan maka akan terjadi ketimpangan. Padahal sesuai prinsip bahasa pemersatu, bahasa yang digunakan haruslah menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan. Jangan sampai, ada suku bangsa tertentu yang merasa “lebih tinggi” derajatnya daripada suku bangsa yang lain. Jangan sampai juga, ada ekslusivitas dalam penggunaan tingkatan bahasa tertentu yang berpotensi menimbulkan diskriminasi dan segmentasi sosial (kasta). Maka dari itulah, diputuskan bahasa pemersatu adalah bahasa yang diketahui dan digunakan di seluruh penjuru kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu modern atau dinamakan kembali dengan nama bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia dianggap sebagai simbol penting dalam mempersatukan keanekaragaman suku bangsa, bentuk identitas nasionalisme bangsa, dan semangat menentukan nasib sendiri untuk melepaskan diri dari kolonialisme.



No comments:

Post a Comment

kumpulan makalah

Makalah Ungguh - Ungguh

  PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA DI SEKOLAH DASAR Marnoto     A.     Pendahuluan   Pada dasarnya orang Jawa ingin selal...